Jumat 10 Feb 2023 07:09 WIB

Riset BRI: Aktivitas Bisnis UMKM Terus Meningkat

Terdapat 27 provinsi yang memiliki indeks Bisnis UMKM di level ekspansi

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Lida Puspaningtyas
Pelaku UMKM menunggu pembeli di dekat pajangan produk bawang goreng yang dijual secara langsung dan daring di salah satu lapak penjualan oleh-oleh di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (6/12/2022). Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, hingga akhir tahun ini dari 64,2 juta UMKM di Indonesia sebanyak 8 juta diantaranya sudah
Foto: ANTARA FOTO/Basri Marzuki
Pelaku UMKM menunggu pembeli di dekat pajangan produk bawang goreng yang dijual secara langsung dan daring di salah satu lapak penjualan oleh-oleh di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa (6/12/2022). Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, hingga akhir tahun ini dari 64,2 juta UMKM di Indonesia sebanyak 8 juta diantaranya sudah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan BRI Research Institute menyebut aktivitas bisnis UMKM pada kuartal IV 2022 semakin meningkat. Hal ini tercermin pada indeks Bisnis UMKM yang naik dari 103,2 di kuartal III 2022 menjadi 105,9 di kuartal IV 2022.

"Peningkatan ini ditopang oleh beberapa faktor yaitu, pertama, pandemi Covid-19 yang mulai berubah menjadi endemi sehingga mendorong peningkatan aktivitas masyarakat di luar rumah dan peningkatan permintaan barang dan jasa," menurut hasil survei BRI Research Institute, dikutip Jumat (9/2/2023).

Baca Juga

Kedua, pemberlakukan kembali pembelajaran tatap muka dan bekerja dari kantor mendorong permintaan terhadap produk dan jasa sejumlah kegiatan meningkat. Ketiga, perayaan hari besar keagamaan nasional berupa natal dan liburan akhir tahun maupun menyongsong tahun baru.

Keempat, pada kuartal IV banyak proyek pemerintah yang perlu selesai sebelum tutup buku di akhir tahun sehingga memberikan peluang usaha bagi pelaku UMKM di sektor konstruksi. Kelima, kenaikan permintaan tersebut direspons oleh pelaku UMKM dengan menaikkan produksi dan harga jual sehingga omset di kuartal IV meningkat.

Kinerja bisnis UMKM di sektor pertanian masih kontraktif, namun lebih baik dibanding kuartal sebelumnya. Hal tersebut disebabkan oleh musim tanam untuk tanaman bahan pangan setiap tahunnya jatuh pada kuartal IV sehingga panen sedikit.

Musim hujan menyebabkan panen hortikultura sebagian busuk dan sulit melaut bagi nelayan. Selain itu, harga barang input terutama pupuk mahal dan sulit ditemukan di beberapa daerah.

Terdapat 27 provinsi yang memiliki indeks Bisnis UMKM di level ekspansi atau di atas 100, 17 diantaranya di atas rata-rata nasional. Ada lima provinsi yang peranannya besar terhadap perekonomian nasional, yaitu DKI Jakarta 17,2 persen, Jawa Timur 14,5 persen, Jawa Barat 13,0 persen, Jawa Tengah 8,4 persen dan Sumaters Utara Utara 5,1 persen.

Sejalan dengan kenaikan indeks bisnisnya, sentimen pebisnis UMKM juga membail signifikan karena kehidupan yang semakin normal setelah pandemi. Aktivitas perekonomian dan permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa pun meningkat.

Sentimen pebisnis UMKM meningkat signifikan di semua sektor usaha. Kenaikan ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang semakin membaik dan diikuti oleh daya beli masyarakat yang semakin pulih. Para pebisnis UMKM pun memberikan penilaian yang lebih baik terhadap kondisi perekonomian, sektor usaha dan usahanya dibanding kuartal sebelumnya.

Survei juga menyebut, indeks yang menggambarkan penilaian pelaku UMKM terhadap kinerja pemerintah membaik signifikan. Membaiknya penilaian pelaku UMKM terhadap kemampuan pemerintah menjalanlan tugas-tugas utamanya disebabkan oleh kinerja perekonomian yang semakin membaik, diikuti oleh penciptaan lapangan kerja yang semakin banyak.

"Indeks terkait naik 3,1 persen pada kuartal IV 2022 setelah kuartal I hingga kuartal III menurun," tulis BRI Research Institute.

Sebagian besar pelaku UMKM meyakini kondisi usaha pada 2023 akan lebih baik dibandingkan 2022. Namun, ada beberapa faktor yang dikhawatirkan pelaku UMKM di tahun ini yang bisa menghambat usahanya, yaitu kenaikan suku bunga, resesi ekonomi dunia, kenaikan harga dan kelangkaan barang input, kenaikan harga barang dan jasa serta pandemi Covid-19.

Di sisi lain, menurut riset, Pemilu akan memberikan katalis positif untuk pelaku usaha UMKM. Sebabnya, dampak positif satu tahun sebelum pemilu cenderung lebih tinggi dibandinglam saat pemilu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement