Kamis 09 Feb 2023 16:46 WIB

Minyakita Terpantau Masih Kosong di Pasar Tradisional

Masyarakat menengah ke bawah lebih berat beli migor premium.

Rep: Mursalin Yasland/ Red: Lida Puspaningtyas
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melakukan sidak Minyakita ke gudang produsen PT Bina Karya Prima di kawasan Marunda, Jakarta Utara, Selasa (7/2/2023).
Foto: Dok Kemendag
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat melakukan sidak Minyakita ke gudang produsen PT Bina Karya Prima di kawasan Marunda, Jakarta Utara, Selasa (7/2/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sudah dua pekan lebih, stok minyak goreng kemasan merek Minyakita masih kosong di pasar tradisional dan ritel modern. Sedangkan Pemprov Lampung masih menunggu pasokan Minyakita dari Kementerian Perdagangan yang akan menambah kuota distribusinya.

Berdasarkan keterangan dari pedagang di pasar tradisional Kota Bandar Lampung, Pasar Pasir Gintung, dan Pasar Induk Tamin, Kamis (9/2/2023), kekosongan stok migor Minyakita sudah terjadi dua pekan lalu. Warga masih menanyakan stok, sementara pedagang sudah tidak mendapat pasokan dari agen atau distributor.

Baca Juga

“Peminat Minyakita dari masyarakat sangat banyak karena harganya murah kualitasnya lumayan. Tapi, itu tadi karena sudah tidak ada pasokan lagi dari agen,” kata Imah, pedagang bahan pokok rumah tangga di Pasar Pasir Gintung, Bandar Lampung.

Dia berharap pemerintah secepatnya memasok Minyakita agar dapat memenuhi permintaan masyarakat yang begitu tinggi. Sebab, menurut dia, masyarakat menengah ke bawah lebih berat bila harus membeli migor kemasan dengan harga di atas Minyakita.

Saat tersedia stok, ia menjual Minyakita dari harga banderol Rp 14.000 per liter menjadi Rp 14.500 per liter. Kenaikan harga Rp 500 per liter tersebut tidak dipersoalkan pembeli, karena masih berada jauh di bawah migor kemasan lainnya.

Kekosongan migor Minyakita juga terjadi di daerah dalam Provinsi Lampung, seperti di Pasar Pringsewu, Kabupaten Pringsewu. Menurut Wati, pedagang di pasar tersebut, kekosongan migor Minyakita sudah terjadi dua pekan lebih. Masyarakat terpaksa beralih ke migor kemasan bermerek terkenal meski dengan harga mahal Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per liter.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Lampung, Elvira Umihanni mengatakan, kekosongan stok migor Minyakita tidak saja terjadi di Lampung, tapi sudah meluas secara nasional. “Pertengahan bulan ini menerima pasokan Minyakita,” kata Elvira.

Saat ini, menurut dia, Disperindag Lampung bersama pihak terkait akan  menjaga pasokan migor Minyakita sesuai dengan kebijakan dari pemerintah pusat, yang telah menambah pasokan Minyakita secara nasional.

Dia mengatakan, Kementerian Perdagangan menambah suplai minyak goreng kemasan dan curah sebanyak 450 ribu ton per bulan selama tiga bulan ini. Pada pertengahan bulan ini, MinyaKita sudah dikemas dan didistribusikan ke masyarakat, setelah ada kebijakan Domestic Market Obligation atau DMO dan penambahan suplai minyak goreng.

Menurut Elvira, pemprov sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk melakukan pengemasan dan pengawasan migor Minyakita. Saat ini, di Lampung terdapat hanya satu perusahaan yang khusus melakukan pengemasan migor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement