Selasa 07 Feb 2023 06:57 WIB

BI: Pertumbuhan Ekonomi 2023 Diproyeksi Tetap Kuat

Pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan pada kisaran 4,5-5,3 persen.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Lida Puspaningtyas
Petugas beraktivitas di area Udjo Ecoland, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (6/2/2023). Udjo Ecoland merupakan area agrowisata yang diinisiasi oleh Saung Angklung Udjo dan melibatkan masyarakat desa Cimenyan. Udjo Ecoland merupakan salah satu kawasan konservasi bambu yang memiliki 34 jenis tanaman bambu serta wisata edukasi pertanian serta peternakan.
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Petugas beraktivitas di area Udjo Ecoland, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Provinsi Jawa Barat, Senin (6/2/2023). Udjo Ecoland merupakan area agrowisata yang diinisiasi oleh Saung Angklung Udjo dan melibatkan masyarakat desa Cimenyan. Udjo Ecoland merupakan salah satu kawasan konservasi bambu yang memiliki 34 jenis tanaman bambu serta wisata edukasi pertanian serta peternakan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2023 akan tetap kuat. Hal tersebut melanjutkan angka positif pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pada 2022.

"Ke depan, pertumbuhan ekonomi 2023 diperkirakan tetap kuat pada kisaran 4,5-5,3 persen," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam pernyataan tertulisnya, Senin (6/2/2023).

Baca Juga

Erwin menjelaskan kelanjutan penguatan pertumbuhan ekonomi tersebut akan didorong oleh peningkatan permintaan domestik. Khususnya permintaan konsumsi rumah tangga maupun investasi.

Prakiraan tersebut sejalan dengan naiknya mobilitas masyarakat pascapenghapusan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Begitu juga dengan membaiknya prospek bisnis, meningkatnya aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta berlanjutnya penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN).

"Pertumbuhan ekonomi yang kuat didukung oleh hampir seluruh komponen PDB dari sisi pengeluaran," ucap Erwin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2023 tercatat tetap tinggi yakni 5,01 persen dibandingkan periode yang sama pada 2021. Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan Indonesia secara keseluruhan pada 2022 tercatat 5,31 persen jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70 persen.

Konsumsi rumah tangga juga tumbuh sebesar 4,48 persen pada kuartal IV 2022 dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Hal tersebut sejalan meningkatnya mobilitas masyarakat, termasuk aktivitas perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru, serta berlanjutnya penyaluran bantuan sosial.

Ekspor juga tetap tumbuh tinggi sebesar 14,93 persen secara year on year (yoy). Pertumbuhan ekspor didorong oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat.

Pertumbuhan investasi nonbangunan juga tetap tinggi sejalan dengan kinerja ekspor. Meskipun begitu, pertumbuhan investasi secara keseluruhan sedikit tertahan pada 3,33 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu akibat investasi bangunan yang masih rendah.

Sementara itu, konsumsi pemerintah terkontraksi 4,77 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal tersebut dipengaruhi oleh penurunan belanja barang untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) seiring dengan kondisi pandemi yang terus membaik.

Pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat juga tercermin secara Lapangan Usaha dan spasial. Secara Lapangan Usaha (LU), seluruh LU pada kuartal IV 2022 juga menunjukkan kinerja positif, terutama ditopang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta informasi dan komunikasi.

LU transportasi dan pergudangan serta penyediaan akomodasi dan makan minum juga mencatat pertumbuhan yang tinggi. Hal itu didorong oleh berlanjutnya peningkatan mobilitas masyarakat dan naiknya kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan nusantara.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022 tercatat tetap kuat di seluruh wilayah Indonesia meskipun ada sebagian daerah yang melambat. Pertumbuhan ekonomi tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Kalimantan, Sumatra, dan Jawa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement