REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya harga batu bara global menjadi angin segar bagi pemerintah dalam mengeruk Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Untuk itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memberikan kesempatan ekspor batu bara sampai 500 juta ton pada tahun ini.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan dengan adanya kenaikan harga batu bara global menjadi salah satu pemecut peningkatan produksi batu bara. Hal tersebut juga mendorong adanya pertumbuhan ekspor batu bara.
"Hanya saja, tetap kita prioritaskan DMO dan kebutuhan dalam negeri dulu. Tentu saja kewajiban DMO harus dipenuhi untuk bisa menikmati ekspor," ujar Arifin di Kementerian ESDM, Senin (30/1/2023).
Tercatat, produksi batu bara pada 2022 mencapai 693 juta ton dengan sebelumnya ditargetkan 663 juta ton. Sedangkan ekspor batu bara mencapai 494 juta ton dan tahun ini ekspor ditargetkan makin meningkat dan tembus 500 juta ton lebih. Dengan total produksi mencapai tahun 2023 mencapai 695 juta ton.
"Pertumbuhan ini juga karena meningkatnya demand baik dalam negeri maupun pasar ekspor," kata Arifin.
Menurutnya dengan tingginya produksi batu bara tahun ini, pemerintah bakal mengeruk keuntungan dari harga batu bara tang masih tinggi pada tahun 2023.
"Harga batu bara masih cukup baik di 2023 disebabkan masalah balance energy global yang memang masih membutuhkan support batu bara," ujar Arifin.