Selasa 24 Jan 2023 08:59 WIB

Sempati Dekati Level Tertinggi, Emas Global Diproyeksi Melemah Hari ini

Pasar menunggu lebih banyak data AS pekan ini.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Karyawati menunjukan emas batangan (ilustrasi). Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak turun pada perdagangan Selasa (24/1/2023). Emas dunia hari ini diperkirakan bergerak direntang 1.918 dolar AS per troy ons-1.933 dolar AS per troy ons.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Karyawati menunjukan emas batangan (ilustrasi). Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak turun pada perdagangan Selasa (24/1/2023). Emas dunia hari ini diperkirakan bergerak direntang 1.918 dolar AS per troy ons-1.933 dolar AS per troy ons.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas dunia diperkirakan akan bergerak turun pada perdagangan Selasa (24/1/2023). Emas dunia hari ini diperkirakan bergerak direntang 1.918 dolar AS per troy ons-1.933 dolar AS per troy ons.

Pada perdagangan kemarin, emas global ditutup naik tipis pada level 1.924,40 dolar AS per troy ons. Harga tersebut mendekati level tertinggi sembilan bulan terakhir. 

Baca Juga

"Pasar menunggu lebih banyak data AS pekan ini untuk mengukur apakah ekonomi terbesar dunia itu menghadapi potensi resesi pada tahun 2023," kata Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya, Senin (23/1/2023).

Volume perdagangan di pasar logam juga relatif lebih kecil di awal pekan, di tengah libur pasar di beberapa negara Asia, terutama China, untuk Tahun Baru Imlek. Pasar China akan ditutup untuk sisa minggu ini.

Harga bullion telah rally dalam beberapa pekan terakhir di tengah permintaan aset safe haven dan meningkatnya ekspektasi bank sentral AS, Federal Reserve, akan memperlambat laju kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang. Ekspektasi kenaikan suku bunga yang lebih lambat juga telah merusak dolar dan imbal hasil Treasury AS. Kondisi ini akan menguntungkan harga emas dan aset non-yielding lainnya. 

"Pasar tetap tidak yakin di mana suku bunga AS akan mencapai puncaknya, mengingat inflasi masih cenderung mendekati level tertinggi 40 tahun," kata Ibrahim.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement