Jumat 20 Jan 2023 10:18 WIB

Mentan: Kawal Penyaluran Pupuk Subsidi!

Pertanian dunia menghadapi kenaikan harga pupuk imbas konflik Rusia-Ukraina.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Syahrul mengingatkan jajarannya mengawal pengelolaan pupuk bersubsidi.
Foto: Kementan
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. Syahrul mengingatkan jajarannya mengawal pengelolaan pupuk bersubsidi.

REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengingatkan jajarannya mengawal pengelolaan pupuk bersubsidi. Menurutnya, semua pihak harus bekerja sama untuk memastikan pupuk bersubsidi sampai kepada petani tanpa ada kekurangan.

"Jangan sampai ada penyelewengan dan penyimpangan, boros di sana dan di sini. Tolong jaga dengan baik," kata Syahrul saat membuka Training of Trainers (ToT) Pengelolaan Pupuk Bersubsidi di PPMKP, Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Kamis (19/1/2023).

Baca Juga

Syahrul menyebutkan, pertanian dunia saat ini menghadapi kondisi pelik dengan harga pupuk yang melonjak sebagai imbas konflik Rusia dengan Ukraina. Sebelum masa pandemi, harga urea tertinggi terjadi pada 24 Juni 2019 sebesar Rp 4.123 per kg. Sesaat setelah invasi Rusia ke Ukraina terjadi kenaikan sebesar 242 persen pada 25 Maret 2022 dan terus mengalami kenaikan hingga saat ini.

"Dengan kondisi ketersediaan pupuk saat ini, maka kita harus menerapkan prinsip pupuk harus bisa cepat dibagi, cermat dalam membagi, dan akurat," ujar Syahrul.

Untuk meningkatkan akurasi, Syahrul meminta distribusi pupuk dapat memanfaatkan sistem digital. Ia pun meminta pelatihan bisa dilaksanakan secara maksimal.

"Para peserta yang ikut ToT harus memiliki tekad semangat berjuang bagi rakyat. Di tangan kita, ada kesejahteraan petani. Ada kemampuan untuk menyediakan makanan buat rakyat," kata Syahrul.

Selain pengawasan tata kelola pupuk bersubsidi, ia juga meminta semua pihak semakin kreatif dalam memanfaatkan sumber daya lokal untuk menyiasati ketersediaan pupuk bersubsidi. Sebagai salah satu solusi terbaik, perlu dilakukan pengembangan pupuk organik sebagai alternatif pengganti pupuk kimia.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi, menyebutkan peserta kegiatan ToT kali ini melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya. "Dari target 40 ribu peserta, saat ini telah terdaftar 40.676 peserta yang terdiri dari penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi yang hadir daring maupun luring," ungkap Dedi.

Adapun, materi-materi pelatihan akan difokuskan dalam upaya untuk meningkatkan efektifitas pengelolaan pupuk bersubsidi. "Keluaran dari kegiatan ini adalah peningkatan kompetensi penyuluh dan pengelola pupuk bersubsidi. Para peserta akan diajar mulai dari pengisian lokasi elektronik sampai implementasinya di lapangan," kata dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement