REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT PLN (Persero) berhasil menyelesaikan 26 Proyek Strategis Nasional (PSN) di Sulawesi pada 2022. PSN ketenagalistrikan tersebut terdiri atas 12 Gardu Induk (GI) berkapasitas 480 mega volt ampere (MVA), 13 jaringan transmisi sepanjang 950.218 kilo meter sirkuit (kms), dan satu pembangkit berkapasitas 100 mega watt (MW). Proyek-proyek tersebut mencapai rata-rata Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) 64,24 persen.
Direktur Manajemen Proyek dan Energi Baru Terbarukan PLN Wiluyo Kusdwiharto menyampaikan, penyelesaian 26 proyek ini untuk menghadirkan listrik yang andal di wilayah Sulawesi. Selain itu, kehadiran infrastruktur ketenagalistrikan ini juga bentuk dukungan komitmen PLN mendorong perekonomian melalui hilirisasi industri di Sulawesi.
"Hasil kerja nyata PLN sepanjang 2022 kini dapat dirasakan oleh masyarakat dan stakeholder di Sulawesi. PLN berkomitmen untuk menyediakan pasokan listrik yang andal melalui penyelesaian pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan," kata Wiluyo melalui keterangan, Rabu (18/1/2023).
Dalam penyelesaian infrastruktur ini, lanjut Wiluyo, PLN juga mendorong penggunaan produk-produk dalam negeri. Ini terlihat dari persentase TKDN pembangunan infrastruktur kelistrikan di Sulawesi pada 2022 yang digunakan mencapai 43,08 persen untuk pembangkit, 72,59 persen untuk Gardu Induk, dan 77,06 persen untuk jaringan transmisi.
Untuk itu, Wiluyo mengapresiasi kerja keras seluruh insan PLN dan berbagai pihak dalam penyelesaian 26 proyek di Sulawesi ini. Dia melanjutkan, suksesnya pembangunan infrastruktur ini juga berkat kerja sama dan sinergi dari seluruh mitra kerja PLN.
“Kami berharap beroperasinya ke-26 PSN ini dapat mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dengan menarik investor untuk berinvestasi di Sulawesi baik pada sektor pariwisata maupun industri guna menghadapi tantangan ekonomi di tahun 2023,” ungkapnya.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Sulawesi Defiar Anis mengatakan, selain untuk menyatukan sistem interkoneksi kelistrikan di Sulawesi, ada juga proyek yang disiapkan untuk menunjang kebutuhan industri.
Saat ini PLN menurutnya, berhasil memenuhi kebutuhan listrik untuk pelanggan industri pabrik pelet kayu milik PT Biomasa Jaya Abadi (BJA) melalui pembangunan SUTT 150 kilo volt (kV) Marisa - Biomasa, yang nantinya akan dilanjutkan sampai ke Moutong, serta pasokan listrik industri smelter PT Huadi Nickel Alloy sebesar 280 Megavolt Ampere (MVA).
Tak hanya itu PLN menurut Anis, juga turut andil memenuhi kebutuhan listrik sektor pariwisata yang ada di Sulawesi Utara, yaitu Likupang yang telah dicanangkan sebagai salah satu Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) melalui pembangunan SUTT 150 kV Likupang–Paniki.
"Selain itu, ada juga jaringan transmisi SUTT 150 kV Raha-Baubau menghubungkan Pulau Muna dan Pulau Buton, yang merupakan bagian awal dari rencana yang tertuang di RUPTL untuk menyatukan jaringan kelistrikan di Pulau Buton dan Pulau Muna dengan sistem utama kelistrikan Sulawesi," jelas Anis.
Tak lupa, Anis menyampaikan apresiasi tinggi kepada seluruh pihak yang turut mendukung penyelesaian 26 proyek ini. Sebab, Anis tak memungkiri, tantangan terbesar yang dihadapi PLN untuk menuntaskan pekerjaan ini terkait masalah sosial di lapangan.
"Untuk mengatasinya, PLN membangun sinergi yang baik bersama stakeholder terkait mulai dari aparat keamanan, pemerintah hingga masyarakat setempat untuk mempercepat proses penyelesaian pekerjaan,” kata Anis.
Anis pun berharap sinergitas ini bisa tetap terjalin dengan baik, mengingat masih banyak proyek yang akan dikerjakan di tahun-tahun mendatang.