Selasa 17 Jan 2023 15:16 WIB

ECB Harus Terus Naikkan Suku Bunga untuk Lawan Inflasi

Puncaknya akan bergantung pada bagaimana ekonomi merespons pengetatan kebijakan.

Trem melaju ke kota dengan latar belakang Bank Sentral Eropa di Frankfurt, Jerman, Rabu, 19 Mei 2021. Bank Sentral Eropa (ECB) harus menaikkan suku bunga ke tingkat yang mulai membatasi pertumbuhan.
Foto: AP/Michael Probst
Trem melaju ke kota dengan latar belakang Bank Sentral Eropa di Frankfurt, Jerman, Rabu, 19 Mei 2021. Bank Sentral Eropa (ECB) harus menaikkan suku bunga ke tingkat yang mulai membatasi pertumbuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, FRANKFURT -- Bank Sentral Eropa (ECB) harus menaikkan suku bunga ke tingkat yang mulai membatasi pertumbuhan. Puncaknya akan bergantung pada bagaimana ekonomi merespons siklus pengetatan kebijakan paling cepat yang tercatat.

Hal itu disampaikan kepala ekonom ECB Philip Lane kepada Financial Times. Diansir Reuters, ECB telah menaikkan suku bunga gabungan sebesar 2,5 poin persentase sejak Juli dalam upaya untuk menahan lonjakan bersejarah dalam inflasi. Akan tetapi, para pembuat kebijakan telah mengatakan bahwa lebih banyak yang dibutuhkan untuk mendapatkan pertumbuhan harga, sekarang tepat di bawah 10 persen, kembali ke ECB 2 persen ditargetkan sekitar tahun 2025.

Baca Juga

"Kita perlu menaikkan suku bunga lagi," FT mengutip Lane pada Selasa.

"Tahun lalu kami dapat mengatakan bahwa sudah jelas bahwa kami perlu menaikkan suku bunga ke tingkat yang lebih normal, dan sekarang kami berkata, sebenarnya kami perlu membawanya ke wilayah yang terbatas."

Meskipun pasar sekarang melihat suku bunga deposito 2 persen memuncak sekitar 3,3 persen musim panas ini, Lane mengambil pendekatan yang lebih hati-hati dengan alasan bahwa respons perusahaan, rumah tangga, dan pemerintah terhadap langkah ECB akan menjadi kuncinya.

Lane juga mengatakan bahwa pemerintah zona euro, yang saat ini menghabiskan terlalu banyak untuk subsidi, harus mengambil peran yang lebih besar dalam melawan inflasi. "Pemerintah juga perlu menarik diri dari defisit tinggi yang tersisa," katanya. "Penyesuaian fiskal yang signifikan akan dibutuhkan di tahun-tahun mendatang."

 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement