REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perkembangan industri halal dunia terus mengalami perkembangan pesat dari tahun ke tahun. Indonesia dan Malaysia sebagai salah satu pemain dinilai perlu lebih banyak bekerja sama untuk mampu bersama menguasai ekosistem industri halal dunia.
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Indonesia untuk Malaysia, Hermono, mengatakan, industri halal menjadi sektor yang mengalami pertumbuhan tercepat dalam 50 tahun terakhir. Dahulu, topik ekonomi halal hanya terbatas pada makanan dan minuman. Namun kini, terus berkembang hingga ke berbagai produk seperti kosmetik, farmasi, pariwisata, hingga jasa logistik. Ia pun mencatat, saat ini nilai perdagangan dalam industri halal tembus 2,2 triliun dolar AS per tahun.
"Inilah tantangan yang kita miliki di hadapan kita. Bagaimana Indonesia dan Malaysia sebagai negara Muslim bisa memanfaatkan potensi yang sangat besar ini dengan tantangan ke depan yang juga sangat besar," kata Hermono dalam Malaysia-Indonesia Halal Forum and Industry Engagement 2023, Selasa (17/1/2023).
Ia menuturkan, Malaysia sebagai negara Muslim yang besar dengan kemajuan ekonomi halal dapat bekerja sama lebih dengan Indonesia. Di satu sisi, Indonesia saat ini juga tengah fokus dalam melakukan sertifikasi halal produk hingga 2024.
Sementara itu, faktanya banyak negara non Muslim yang bahkan telah menjadi pemain industri halal dunia. Seperti Brasil, Thailand, Singapura, serta Australia. "Mereka bukan negara Muslim tapi semuanya adalah pemain utama terbesar dalam industri makanan halal," kata Hermono.
Adapun kerja sama yang dapat dijalin bukan hanya dalam industri makanan. Namun di subsektor wisata ramah Muslim di mana Indonesia punya sumber daya yang besar. "Ini contoh yang bisa kita petakan bersama," ungkapnya.
Deputi Sekjen Kementerian Industri dan Perdagangan Internasional Malaysia, Sri Norazaman bin Ayob, menuturkan, sebagai negara tetangga, Malaysia dan Indonesia berada pada posisi yang baik memanfaatkan potensi bisnis yang sangat besar. "Kami berharap dapat saling memahami lebih baik sejauh menyangkut ekosistem industri halal kita masing-masing," kata Norazaman.
Malaysia, kata Norazaman, memanfat Indonesia sebagai mitra strategis dalam perdagangan yang mampu mendorong pengembangan industri halal dunia. "Indonesia adalah mitra dagang halal terbesar kelima Malaysia di mana ekspor halal dari Malaysia ke Indonesia sekitar 10 miliar ringgit periode 2017 sampai 2021," ujar dia.
Senada dengan Hermono, Norazaman mengatakan, banyak subsektor industri halal lain selain makanan minuman yang bisa dikerjasamakan antara kedua negara. Di antaranya kosmetik, farmasi, hingga produk perawatan pribadi. Karena itu, pihaknya mendorong masing-masing negara untuk bisa mengidentifikasi ruang kerja sama bisnis bersama.