REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana asing diperkirakan masih melirik pasar saham di kawasan China dengan mempertimbangkan faktor re-opening ekonomi China pasca pelonggaran lockdown zero Covid-19. Terjadi tendency perpindahan dana dari pasar saham Indonesia ke pasar saham di kawasan China yang dianggap masih undervalue.
"Hal tersebut tercermin dari peningkatan indeks pasar saham China seperti Indeks Hang Seng yang naik 7,9 persen YtD dan Indeks Shanghai yang tumbuh 2,53 persen YtD per 13 Januari 2023," kata Financial Expert Ajaib Sekuritas Chisty Maryani, Sabtu (14/1/2023)
Pekan depan, IHSG diproyeksi bergerak bervariatif dengan support pada level 6.570 dan resistance pada level 6.752. Saham yang menarik dicermati di antaranya adalah perbankan seperti BBCA dan BBRI, kemudian sektor keuangan nonbank seperti BFIN.
Kenaikan suku bunga acuan berpotensi meningkatkan bunga kredit yang dapat meningkatkan kinerja sektor keuangan. Di sisi lain, permintaan kredit juga masih tumbuh karena daya beli masyarakat yang masih tinggi.
Sepanjang 2023, BI7DRR masih berpotensi terjadi kenaikan 3-4 kali dengan kisaran hingga mencapai 6,25-6,5 persen. Kenaikan suku bunga BI yang sudah diantisipasi oleh pelaku pasar ini dan dapat menjadi katalis positif.
Pelaku pasar juga melihat kenaikan suku bunga BI memberikan dampak positif karena dilakukan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah akibat kuatnya mata uang dolar dan menjaga pasar keuangan Indonesia dari potensi capital outflow ditengah kenaikan imbal hasil obligasi khususnya di AS.
Selain itu, saham di sektor metal mining juga masih berpotensi tumbuh positif sepekan ke depan, didorong oleh katalis positif dari permintaan nikel yang tumbuh dan potensi resesi negara global yang meningkatkan permintaan komoditas seperti emas. Emiten-emiten berikut menarik untuk dicermati.
BBCA
Buy: 8,000
TP: 8.400
Stop loss: 7.900
BBRI
Buy: 4.480
TP:4.660
Stop loss: 4.370
BFIN
Buy: 1.090
TP: 1.150
Stop loss: 1.050
ANTM
Buy: 2.150
TP: 2.270
Stop loss: 2.080
MDKA
Buy: 4.500
TP: 4.700
Stop loss: 4.340