Kamis 05 Jan 2023 16:55 WIB

IHSG Anjlok di Tengah Menguatnya Bursa Regional

Koreksi harga komoditas, sikap hawkish The Fed, dan potensi resesi global tekan IHSG.

Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022) (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/1/2023) sore jatuh di tengah menguatnya bursa saham regional Asia.
Foto: Republika/Prayogi
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (18/11/2022) (ilustrasi). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/1/2023) sore jatuh di tengah menguatnya bursa saham regional Asia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (5/1/2023) sore jatuh di tengah menguatnya bursa saham regional Asia.

IHSG ditutup melemah 159,4 poin atau 2,34 persen ke posisi 6.653,84. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 18,87 poin atau 2,03 persen ke posisi 909,66. "Untuk pelemahan IHSG hari ini kami mencermati ada beberapa hal. Pertama adalah pelemahan harga komoditas minyak dunia dan beberapa waktu lalu batu bara juga terkoreksi. Hal tersebut diakibatkan adanya rencana China untuk membuka kembali impor batu bara dari Australia," kata Analis Senior MNC Sekuritas Herditya Wicaksana saat dihubungi di Jakarta, Kamis (4/1/2023).

Baca Juga

Sementara itu, lanjut Herditya, faktor yang mendorong pelemahan indeks yaitu sinyal hawkish bank sentral AS, The Federal Reserve (Fed), dalam kebijakan moneternya untuk beberapa waktu ke depan guna menurunkan angka inflasi sesuai target dua persen. "Dengan adanya sinyal tersebut, maka tampaknya ada pergeseran aset dari pasar saham ke pasar obligasi. Hal ini ditunjukkan dengan adanya aliram modal keluar di pasar sebesar Rp 877 miliar per perdagangan kemarin," ujar Herditya.

Selain itu katalis negatif berikutnya bagi IHSG yakni adanya potensi resesi dan perlambatan ekonomi global, di mana proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) untuk 2023 hanya sebesar 2,7 persen dibandingkan 3,2 persen pada 2022.

Dibuka melemah, IHSG terus bergerak di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih tak mampu beranjak dari zona merah sampai penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sepuluh sektor terkoreksi dengan sektor energi turun paling dalam 5,48 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor barang baku masing-masing turun 2,83 persen dan 2,62 persen. Sedangkan satu sektor meningkat yaitu sektor kesehatan sebesar 0,45 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan harga terbesar yaitu UNTR, MREI, RDTX, CPIN, dan MIKA. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan harga terbesar yakni MKPI, ITMG, BYAN, GGRM, dan TCPI.

Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.305.327 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 23,16 miliar lembar saham senilai Rp14,23 triliun. Sebanyak 90 saham naik, 518 saham menurun, dan 94 tidak bergerak nilainya.

Bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 103,9 atau 0,4 persen ke 25.820,8, Indeks Hang Seng naik 259,06 atau 1,25 persen ke 21.052,17, Indeks Shanghai meningkat 31,7 poin atau 1,01 persen ke 3.155,22, dan Indeks Strait Times menguat 43,3 poin atau 1,34 persen ke 3.285,76.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement