REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami koreksi tajam pada penutupan perdagangan Kamis (5/1/2023). IHSG terpangkas hingga nyaris mencapai lebih dari dua persen ke level 6.653,84.
Sejak pembukaan sesi pertama, IHSG konsisten bergerak di zona merah. Kejatuhan saham-saham batu bara membuat IHSG terperosok dan menjauhi level 7.000.
Secara sektoral, saham energi memimpin pelemahan sebesar 5,48 persen. ADRO dan ITMG semakin terpuruk karena terpangkas lebih dari 6 persen. Kedua saham mulai mengalami penurunan sejak awal pekan ini.
Analis riset Infovesta Kapital Advisory Arjun Ajwani mengatakan, penurunan saham energi yang menekan laju IHSG ini disebabkan anjloknya harga minyak seperti WTI Crude Oil. Harga batu bara seperti NewCastle Coal juga menurun sejak awal tahun ini.
"Faktor ini berdampak terhadap penurunan saham energi secara rata-rata. Selain itu, kenaikan kasus covid di Cina menyebabkan ketidakpastian permintaan dari importir energi terbesar ini," kata Arjun kepada Republika, Kamis (5/1/2023).
Statement terbaru dari Direktur Pelaksana IMF yang memperingatkan akan ada resesi pada tiga kawasan ekonomi besar (AS, China, Uni Eropa) dan rilis FOMC Minutes yang semakin mempertegas langkah hawkish The Fed di tahun 2023 ini turut menambah sentiment negatif untuk saham energi dan IHSG seluruhnya
Sepenjang hari ini, volume perdagangan tecatat mencapai 23,162 miliar saham dengan nilai transaksi Rp 14,2 triliun. Frekuensi yang terjadi mencapai 1,3 juta kali. Semenara kapitalisasi pasar tergerus menjadi Rp 9.238,55 triliun dari sebelumnua Rp 9.453,93 triliun.