Selasa 03 Jan 2023 11:29 WIB

Suspensi Saham Dibuka, Garuda akan Perkuat Fundamental

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat fundamental kinerja usaha.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ahmad Fikri Noor
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra di Jakarta, Senin (26/12/2022). PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat fundamental kinerja usaha sejalan dengan pencabutan suspensi saham yang diberlakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (3/1/2023).
Foto: Republika/Rahayu Subekti
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra di Jakarta, Senin (26/12/2022). PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat fundamental kinerja usaha sejalan dengan pencabutan suspensi saham yang diberlakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (3/1/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus memperkuat fundamental kinerja usaha sejalan dengan pencabutan suspensi saham yang diberlakukan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (3/1/2023). Pencabutan suspensi saham atas perdagangan efek GIAA tersebut merupakan tindak lanjut dari dirampungkannya tahapan restrukturisasi kinerja Garuda pada penutup tahun 2022 lalu. Utamanya berkaitan dengan penerbitan instrumen restrukturisasi New Sukuk.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, dibukanya suspensi saham Garuda pada awal kinerja 2023 ini menjadi outlook positif atas langkah perseroan untuk terus mengakselerasikan penguatan fundamental kinerja perusahaan.

Baca Juga

"Dengan landasan kinerja usaha yang semakin solid yang turut didukung oleh cost structure yang semakin lean dan adaptif pascarestrukturisasi, kami optimistis Garuda dapat memaksimalkan momentum kebangkitan kinerja usaha," kata Irfan melalui keterangan, Selasa (3/1/2023). 

Menurut Irfan, Garuda akan terus memperkuat kinerja melalui peluang pertumbuhan penumpang yang terus menunjukkan potensi yang menjanjikan pada 2023. Khususnya, dengan pencabutan status PPKM yang diumumkan pemerintah pada penutup tahun lalu.

Sejalan dengan pencabutan suspensi saham ini, Garuda memproyeksikan akan memaksimalkan sejumlah outlook rencana strategis korporasi di antaranya melalui penambahan kapasitas alat produksi perusahaan. Pada tahun ini, Garuda menargetkan dapat mengoperasikan 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak enam armada. 

Selain itu, Garuda juga akan terus memaksimalkan strategi pengembangan jaringan berbasis hub strategis. Hal itu dengan memperkuat konektivitas penerbangan menuju destinasi penerbangan dengan demand penumpang yang tinggi dari sejumlah hub penerbangan strategis di Indonesia di antaranya Jakarta, Denpasar, Makassar, hingga Kualanamu (Medan).  

Garuda akan memaksimalkan pengoperasian pesawat berbadan besar pada rute penerbangan dengan kinerja positif. Garuda juga akan terus memaksimalkan pertumbuhan pasar umrah sebagai salah satu pangsa pasar yang menjanjikan dengan memaksimalkan aksesibilitas layanan penerbangan langsung umrah dari sejumlah kota besar di Indonesia menuju Tanah Suci.

Lebih lanjut, lini bisnis kargo juga akan terus diakselerasi dengan memaksimalkan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional. Komitmen tersebut akan diperkuat dengan mengembangkan jaringan penerbangan kargo baik untuk charter maupun penerbangan berjadwal dalam mendukung aktivitas direct call ke berbagai negara tujuan ekspor nasional.

"Resmi diperdagangkannya kembali saham GIAA di bursa, tentunya kami harapkan dapat memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham, khususnya dengan kinerja saham yang positif sejalan dengan outlook market Garuda di tengah pertumbuhan demand penumpang di tahun 2023 ini", ungkap Irfan.

Dengan outlook kinerja yang terus menunjukan pertumbuhan positif Irfan optimistis tahun 2023 akan menjadi momentum Garuda untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan berdaya saing serta tentunya terus mengedepankan fokus profitabilitas kinerja usaha.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement