Senin 02 Jan 2023 19:11 WIB

OJK: Penghimpunan Dana di Pasar Modal Capai Rp 267,73 Triliun

Penghimpunan dana ini disertai emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan paparannya dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (29/12/2022). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 mencapai Rp 267,73 triliun.
Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan paparannya dalam Konferensi Pers Akhir Tahun 2022 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (29/12/2022). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 mencapai Rp 267,73 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan penghimpunan dana di pasar modal hingga 30 Desember 2022 mencapai Rp 267,73 triliun.

"Penghimpunan dana ini disertai emiten baru tercatat sebanyak 71 emiten, yang merupakan rekor tertinggi jumlah emiten baru," ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Desember 2022 yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (2/1/2023).

Baca Juga

Di pipeline, kata dia, masih terdapat 84 rencana penawaran umum perdana (Initial Public Offering /IPO) dengan nilai sebesar Rp 81,41 triliun. Beberapa di antaranya merupakan rencana IPO oleh emiten baru sebanyak 58 perusahaan.

Sedangkan untuk penggalangan dana pada Securities Crowdfunding (SCF) yang merupakan alternatif pendanaan bagi UMKM, telah terdapat 14 penyelenggara yang telah mendapatkan izin dari OJK. Perinciannya, 337 penerbit, 136.779 pemodal, dan total dana yang dihimpun sebesar Rp 721,84 miliar.

 

Pada 2022, jumlah investor pasar modal telah mencapai 10,31 juta investor. "Ini merupakan tonggak bersejarah baru bagi industri pasar modal," kata Inarno.

Dukungan kemudahan masyarakat mengakses instrumen pasar modal dan perluasan kanal distribusi terutama secara digital mendukung lonjakan pertumbuhan investor sebesar 37,68 persen dibanding periode sama sebelumnya (year-on-year /yoy).

Inarno menyebutkan pasar saham hingga 30 Desember 2022 melemah 3,26 persen dibanding akhir November 2022 (month-to-date /mtd) ke level 6.850,62 dengan non-residen mencatatkan dana keluar (outflow) sebesar Rp 20,91triliun (mtd). "Dibandingkan dengan level akhir 2021 (year-to-date /ytd) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat sebesar 4,09 persen dengan non-residen membukukan beli bersih (net buy) sebesar Rp60,58 triliun," kata Inarno menambahkan.

Sementara di pasar obligasi, lanjut dia, indeks pasar obligasi Indonesia Composite Bond Index (ICBI) menguat 0,82 persen (mtd) dan 3,6 persen (ytd) ke level 344,78. Untuk pasar obligasi korporasi, aliran dana masuk investor non-residen tercatat sebesar Rp236,57 miliar (mtd) atau Rp 199,51 miliar (ytd).

Di pasar Surat Berharga Negara (SBN), non-residen mencatatkan aliran modal masuk (inflow) Rp 25,43 triliun (mtd) sehingga mendorong penurunan imbal hasil (yield) SBN rata-rata sebesar 6,24 basis poin (bps) (mtd) di seluruh tenor. Secara ytd, Inarno menyampaikan, yield SBN telah meningkat rata-rata sebesar 51,3 bps di seluruh tenor dengan non-residen mencatatkan jual bersih sebesar Rp 128,98 triliun.

Lebih lanjut, kinerja reksa dana mengalami penurunan tercermin dari penurunan Nilai Aktiva Bersih (NAB) sebesar 1,47 persen (mtd) di Rp 504,62 triliun dan tercatat net redemption sebesar Rp 760 miliar (mtd). Secara ytd, NAB turun sebesar 12,76 persen dan masih tercatat net redemption sebesar Rp 79,11 triliun.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement