Sabtu 17 Dec 2022 00:55 WIB

Survei: Minat Masyarakat Beli Rumah di Atas Rp 1 Miliar Meningkat 56 persen

Mayoritas konsumen cukup percaya diri merogoh kocek lebih dalam

Rep: novita intan/ Red: Hiru Muhammad
Suasana kompleks perumahan di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Ahad (9/2).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Suasana kompleks perumahan di kawasan Sawangan, Depok, Jawa Barat, Ahad (9/2).

REPUBLIKA.CO.ID,REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Survei yang dilakukan Rumah.com mengungkapkan minat masyarakat untuk membeli rumah di atas Rp 1 miliar mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari per kuartal III 2022 sebesar 56 persen mencari rumah di atas Rp 1 miliar.

Country Manager dari Rumah.com Marine Novita mengatakan peningkatan pembelian rumah di atas Rp 1 miliar menandakan mayoritas konsumen cukup percaya diri merogoh kocek lebih dalam untuk mendapatkan hunian yang menawarkan kualitas lebih.

Baca Juga

"Good news, yaitu sepanjang tiga kuartal terakhir itu, ternyata peminatan rumah di atas harga Rp 1 miliar sedang meningkat, karena biasanya, banyak yang selalu mencari di bawah Rp1 miliar. Pasti property seeker maunya itu yang di bawah Rp1 miliar," ujarnya dalam riset Rumah.com, Jumat (16/12/2022)

Menurutnya permintaan properti perumahan secara umum masih akan kuat, namun menghadapi sedikit perlambatan

seiring kenaikan harga bangunan dan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR). Bagi para pengembang properti perlu mencari celah peluang dan inovasi dalam menghadapi ancaman resesi dan tekanan inflasi.

“Bagaimanapun, sejalan dengan kuatnya daya tahan ekonomi Indonesia untuk melanjutkan fase pemulihannya pada 2023, bisnis dan industri properti 2023 akan tetap prospektif. Bagi konsumen merupakan timing yang cukup tepat untuk membeli, sebelum kenaikan harga berlanjut lagi,” ucapnya.

Dari sisi lain, survei juga mengungkapkan sebanyak empat dari lima orang yang akan membeli rumah tahun depan. Hal ini terlihat dari kenaikan indeks permintaan sebesar 16,4 persen, kemudian kenaikan indeks harga dari 2021 yang semula 3,24 persen menjadi 4,9 persen serta diikuti oleh kenaikan indeks suplai menjadi 3,7 persen.

Menurut Marine pada 2023 sektor properti nyatanya masih butuh dukungan dari pemerintah. Dia mengakui tahun ini ada pelonggaran dari sisi down payment nol persen, lalu ada juga pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah.

Kendati demikian, Marine mengingatkan konsumen perlu mengantisipasi terhadap resesi dan kenaikan suku bunga global dimana diprediksi akan berpengaruh terhadap harga dan biaya pembelian properti pada 2023. Bank penyedia fasilitas

pembiayaan juga sudah mulai menaikkan suku bunga khusus hunian dan diprediksi masih melakukan penyesuaian terhadap suku bunga KPR serta KPA.

“Pesatnya pembangunan infrastruktur, khususnya jalan dan transportasi umum, memunculkan lokasi- lokasi strategis baru yang akan semakin memperbanyak pilihan bagi konsumen. Lokasi-lokasi baru akan dipasarkan dengan harga yang masih terjangkau dengan prospek kenaikan dalam waktu relatif dekat, menjadi kesempatan bagi pencari properti dihuni maupun investasi,” ucapnya.

Sementara penjual properti perlu menangkap peluang di tengah ancaman resesi dan kenaikan suku bunga global, pasar properti hunian tetap menunjukkan tren yang positif memasuki kuartal terakhir 2022.

“Kenaikan indeks harga jual sebesar lima persen per tahun tak menyurutkan minat konsumen. Sementara itu, indeks permintaan terhadap properti hunian justru naik sembilan persen secara tahunan pada kuartal III 2022,” ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement