Senin 12 Dec 2022 22:44 WIB

PP Presisi Raih Kontrak Baru Rp 1,8 Triliun dari Proyek Weda Bay Nikel

PP Presisi raih kontrak jasa pengangkutan hasil tambang proyek Weda Bay Nikel

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT PP Presisi Tbk.  Emiten konstruksi PT PP Presisi Tbk (PPRE) kembali mendapatkan kontrak jasa tambang nikel secara berkesinambungan pada Proyek Weda Bay Nikel yang berlokasi di Halmahera. Kontrak baru yang diperoleh sebesar Rp 1,8 triliun.
Foto: pp-presisi.co.id
PT PP Presisi Tbk. Emiten konstruksi PT PP Presisi Tbk (PPRE) kembali mendapatkan kontrak jasa tambang nikel secara berkesinambungan pada Proyek Weda Bay Nikel yang berlokasi di Halmahera. Kontrak baru yang diperoleh sebesar Rp 1,8 triliun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Emiten konstruksi PT PP Presisi Tbk (PPRE) kembali mendapatkan kontrak jasa tambang nikel secara berkesinambungan pada Proyek Weda Bay Nikel yang berlokasi di Halmahera. Kontrak baru yang diperoleh sebesar Rp 1,8 triliun.

Kontrak tersebut meliputi pekerjaan tambah jasa pengangkutan hasil tambang (hauling services). Dengan demikian, total kontrak baru sampai dengan November 2022 sebesar Rp 5 triliun atau mencapai 86 persen dari target kontrak baru 2022 sebesar Rp 5,9 triliun. 

Adapun lingkup pekerjaan pada lini jasa pertambangan yang telah dikerjakan oleh PP Presisi mulai dari mining development infrastructure seperti pekerjaan pembangunan dan maintenance jalan hauling, pembangunan infrastructure lainnya, hingga mining contractor yakni overburden hingga hauling services. 

Direktur Utama PP Presisi Rully Noviandar mengatakan kontrak baru tersebut selaras dengan fokus bisnis Perseroan pada sektor jasa pertambangan sebagai kontraktor jasa pertambangan. 

"Repeat Order dari scope of work hauling services pada kontrak baru tersebut merupakan bentuk kepercayaan kepada kami dengan mengutamakan time delivery dan quality delivery yang dapat memberikan value added bagi stakeholder," ujar Rully dalam keterangannya, Senin (12/12). 

Menurut Rully, di penghujung tahun ini  telah terjadi shifting dari civil work ke mining services yang mana mining services mendominasi perolehan kontrak baru sebesar 59 persen, civil work 38 persen, sedangkan lini bisnis supporting yaitu production plant, structure work dan rental equipment sebesar 3 persen. 

Selain itu daya saing Perseroan juga meningkat dengan perolehan kontrak eksternal (Non PP Group) sebesar 93 persn dan internal (PP Group) 7 persen.

"Dengan kapasitas dan kapabilitas yang kami miliki menjadikan kami sebagai integrated mining services company yang tidak hanya bekerja sebagai kontraktor infrastruktur jasa tambang, namun mampu memberikan jasa mining contractor secara comprehensive dan terintegrasi," tambah Rully.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement