Jumat 09 Dec 2022 15:59 WIB

Akuisisi ASDP Terhadap Jembatan Nusantara Dinilai tak Ganggu Bisnis Swasta

ASDP mengakuisisi perusahaan swasta penyeberangan swasta terbesar kedua di Indonesia.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Nidia Zuraya
KMP Port Link II milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tengah bersandar di dermaga eksekutif Pelabuhan Merak, Banten.
Foto: Dok. Humas ASDP Indonesia Ferry
KMP Port Link II milik PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) tengah bersandar di dermaga eksekutif Pelabuhan Merak, Banten.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) belum lama ini mengakuisisi PT Jembatan Nusantara (JN). Akademisi Institut Teknologi Sumatra Ilham Malik menilai akuisisi tersebut tidak akan mengganggu bisnis usaha serupa, khususnya yang dijalankan pihak swasta. 

"Aksi yang dilakukan oleh ASDP ini tidak mengganggu bisnis perusahan serupa ya karena mereka tidak menambah kapal tetapi mengakuisisinya," kata Ilham, Jumat (9/12/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, ASDP pascaakuisisi tersebut hanya memanfaatkan unit yang sudah ada dengan pelayanan yang maksimal. Ilham menilai, dengan adanya perbaikan pelayanan akan meningkatkan daya saing pada sektor pelayaran sehingga perusahaan lain akan terpacu untuk memperbaiki layanan juga dan jasa transportasi tersebut akan semakin baik melayani masyarakat. 

"Bagi perusahaan swasta lainnya yang juga mengoperasikan kapal yang sama dengan ASDP tentu harus mencari cara agar dapat semakin memiliki competitif condition dengan ASDP, misalnya dari sisi kecepatan kenyamanan di kapal dan sebagainya dan waktu pelayaran akan dipertimbangkan oleh usernya," jelas Ilham.

Ilham memandang akuisisi tersebut merupakan aksi korporasi yang tidak langgar aturan dan hal yang lazim dilakukan oleh perusahaan. Serta masih ada potensi yang bisa dikembangkan untuk membuat perusahaan tersebut lebih maju.

"Ini merupakan bagian dari aksi korporasi yang sudah disepakati kedua belah pihak tidak ada aturan yang dilanggar dan proses mekanismenya terbuka, biasa saja yang dilakukan perusahaan yang ingin berkembang atau perusahaan yang sedang mengalami pailit kemudian dia menawarkan ke perusahaan lain, dalam konteks ini ASDP yang merespon itu kemudian melihat ada prospek usaha yang bisa mereka lakukan dengan membeli perusahan ini," ungkap Ilham.

Diketahui, sebelumnya ASDP melakukan akusisi terhadap perusahaan swasta penyeberangan swasta terbesar kedua di Indonesia. Akuisisi tersebut merupakan bagian dari rencana jangka panjang ASDP untuk memperbesar market share di lintaasan komersial. 

Saat ini jumlah lintasan ASDP sebanyak 311. Dari total tersebut, 70 persennya merupakan lintasan perintis. Untuk mendukung keberlanjutan pelayanan ASDP maka untuk memastikan keseimbangan kedua layanan tersebut, maka lintasan komersial harus diperkuat.

“Aksi korporasi ini merupakan langkah strategis dan tepat yang dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham, dimana persetujuan ini berdasarkan studi kelayakan,” ucap Ilham. 

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyampaikan amanatnya kepada ASDP setelah mengakuisisi Jembatan Nusantara. Erick menyebut langkah akuisisi tersebut membuat ASDP menjadi operator penyeberangan terbanyak di Indonesia bahkan di dunia. 

Melalui akuisisi tersebut, lanjut Erick, ASDP mendapatkan tambahan sebanyak 53 unit armada dan mengoperasikan 6 lintasan Long Distance Ferry (LDF). Sebagai negara kepulauan, peningkatan fasilitas dan pelayanan dari industri perkapalan, pelabuhan, maupun penyeberangan, merupakan sebuah keharusan. Hal ini selaras dengan arahan Presiden RI Joko Widodo dalam peningkatan akses layanan penyeberangan.

"Kita berharap akuisisi ini tak sekadar menambah portofolio perusahaan, melainkan juga mampu meningkatkan daripada kontribusi ASDP kepada negara, dan utamanya untuk masyarakat," kata Erick.

Sebelum akuisisi ASDP telah memiliki 166 unit kapal. Lalu  setelah akuisisi menjadi 219 unit kapal sehingga mengukuhkan posisi ASDP sebagai perusahaan feri dengan jumlah armada terbanyak di Indonesia, bahkan dunia.

Corporate Secretary ASDP Indonesia Ferry Shelvy Arifin memastikan ASDP juga terus memacu kinerja pendapatan dari sisi bisnis. Hal tersebut dilakukan dengan perluasan skema B2B dan perluasan penerapan digitalisasi pelabuhan.

Begitu huga dengan penambahan alat produksi kapal serta sinergi ASDP dengan anak perusahaan PT Jembatan Nusantara yang diakuisisi melalui sinergi fleet plan. “Dari total kapal milik sebanyak 169 unit, kini dengan tambahan 53 unit kapal Jembatan Nusantara, ASDP kini mengoperasikan total 222 unit kapal yang melayani 311 lintasan,” ungkap Shelvy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement