Senin 05 Dec 2022 16:05 WIB

Rupiah Digital, Begini Konsep Peredarannya dari Sejak Diterbitkan Hingga Dimusnahkan

Rupiah digital akan memiliki fungsi yang sama dengan uang kartal saat ini.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Model bisnis dan desain Digital Rupiah serta peredarannya. dalam Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2022 terkait Rupiah Digital, Senin (5/12).
Foto: Tangkapan Layar
Model bisnis dan desain Digital Rupiah serta peredarannya. dalam Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2022 terkait Rupiah Digital, Senin (5/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peredaran Rupiah Digital akan mirip seperti uang kartal yang beredar saat ini. Hanya saja, Rupiah Digital akan memiliki siklus hidup yang seluruhnya digital atau terkode enkripsi.

Kepala Grup Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Ryan Rizaldy menjelaskan bagaimana Rupiah Digital beredar dari sejak lahir hingga dimusnahkan. Central Bank Digital Currency (CBDC) ini akan memiliki fungsi yang sama dengan uang kartal saat ini, baik dalam sistem pembayaran, operasi moneter hingga pasar uang.

Baca Juga

"Rupiah Digital akan sangat efisien dan bisa menjawab tantangan pertukaran sekuriti dan dana secara seamless sekaligus, kecepatan lebih tinggi, mengurangi hambatan," katanya dalam Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) dengan tema Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital, Senin (5/12/2022).

Ia menjelaskan, pergerakan Rupiah Digital dibagi dalam tiga tahap yakni penerbitan, distribusi, dan pemusnahan. Pertama, penerbitan Rupiah Digital hanya bisa dilakukan oleh Bank Indonesia melalui platform Khazanah Digital Rupiah.

Khazanah Digital Rupiah adalah platform yang dapat diakses oleh bank dan nonbank terpilih yang selanjutnya disebut wholesaler dan retailer. Ini juga bisa diakses oleh non wholesale seperti untuk aktivitas moneter dan pasar uang.

Penerbitan Rupiah Digital lahir dari sisi wholesaler yang merupakan pihak bank dan nonbank, yang nanti akan dipilih BI secara sangat ketat. Mereka harus memiliki kriteria yang ditentukan, mulai dari memenuhi standar modal, kapasitas, kecakapan teknologi, dan keamanan yang canggih.

"Lahirnya Rupiah Digital dengan menukarkan dana yang ada rekening giro para wholesaler ini, jumlahnya on demand saja, lalu akan langsung terkonversi jadi Rupiah Digital dan seketika uang kartalnya hilang," katanya.

Saat keluar dari Khazanah Digital Rupiah, dana tersebut sudah menjadi Digital Rupiah. Wholesaler ini kemudian bisa menyebarkan ke retailer untuk bisa diakses oleh masyarakat umum.

Jumlah wholesaler akan jauh lebih sedikit daripada retailer. Selain didistribusikan oleh kedua pihak tersebut, masyarakat bisa mendapatkan Rupiah Digital juga langsung melalui BI, sama seperti skema penukaran uang saat ini di BI.

"Masyarakat bisa nanti menukarkan uang kartal mereka atau uang yang ada di rekening juga menjadi Rupiah Digital di retailer, langsung dikonversi dan bisa digunakan langsung untuk berbagai kegiatan transaksi," katanya.

Ryan juga menegaskan, tidak ada perbedaan nilai Rupiah Digital dengan rupiah kartal. Sehingga tidak ada dampak disintermediasi, pengelolaan fungsi moneter, bahkan nilai tukar mata uang dengan negara lain.

Dalam konteks lintas negara, ini memungkinkan konversi tanpa harus melalui dolar AS. Selanjutnya, proses pemusnahan akan dilakukan secara terbalik. Masyarakat bisa menukarkan lagi  Rupiah Digitalnya secara langsung ke rupiah kartal dan otomatis terkonversi.

Retailer bisa menukarkannya ke wholesaler. Seterusnya mereka juga bisa menukarkan langsung ke Khazanah Digital Rupiah Bank Indonesia saat ingin mengurangi stok yang dimiliki, dan dana dipindahkan lagi ke rekening giro.

Ia menggambarkan, efisiensi Rupiah Digital mirip seperti yang sudah terjadi saat ini. Masyarakat hanya perlu membawa ponsel yang berisi uang digital. Dari sisi wholesale ini akan memudahkan untuk transaksi dalam jumlah besar secara instan, dari sebelumnya perlu izin, settlement, dan lain-lain.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement