Ahad 20 Nov 2022 08:33 WIB

Erick: Pupuk Salah Satu Kunci Ketahanan Pangan, Jadi tak Boleh Langka

Sehingga ketersediaan pupuk jangan sampai langka.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri BUMN Erick Thohir.
Foto: ANTARA/Dhemas Reviyanto
Menteri BUMN Erick Thohir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo menyampaikan masalah kelangkaan pupuk di Pembukaan KTT G20. Presiden menegaskan kelangkaan pupuk tidak boleh disepelekan karena bisa berdampak bagi kesejahteraan masyarakat dunia khususnya ketahanan pangan. 

Pasalnya, kelangkaan pupuk dapat menyebabkan gagal panen di sektor pertanian yang dapat berimbas pada ketersediaan pangan dunia. Sehingga ketersediaan pupuk jangan sampai langka.

Baca Juga

Sementara itu, sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan melalui Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) siap mendukung ketahanan pangan melalui penyediaan pupuk di Indonesia demi menjaga stabilitas harga pangan nasional. "Kami menyadari pupuk berperan strategis dalam ketahanan pangan. Sejalan dengan yang disampaikan Presiden Joko Widodo untuk memperkuat industri pupuk, Kementerian BUMN sudah menetapkan peta jalan, kolaborasi, dan aliansi strategis yang berkelanjutan dari beberapa BUMN yang berkepentingan dalam penyediaan pupuk berkualitas yang meningkatkan produktivitas pertanian dan kebutuhan pangan," ujar Erick Thohir.

Berdasarkan data terbaru per 15 November 2022, stok pupuk bersubsidi PT Pupuk Indonesia (Persero) untuk jenis Urea dan NPK saat ini tercatat sebanyak 720.552 ton dengan rincian pupuk Urea sebanyak 437.770 ton dan pupuk NPK sebanyak 282.782 ton.

"Pupuk bersubsidi ini siap didistribusikan kepada petani yang terdaftar dalam kelompok tani dan elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Untuk memastikan penyaluran, Pupuk Indonesia didukung dengan fasilitas distribusi yang lengkap," ucap Erick.

Ketua Pemantau Harga Pangan Sumatera Utara, Gunawan Benjamin mengatakan pupuk masih menjadi salah satu masalah besar petani saat ini. Selain dikarenakan harganya yang naik tajam di tahun ini, petani juga mengeluh untuk mendapatkan bantuan pupuk subsidi karena jatahnya kian berkurang belakangan ini. "Perang memang telah memicu terjadinya kenaikan harga pupuk global, dan bila terus berlanjut maka inflasi pada harga kebutuhan pangan akan kembali meningkat, sehingga khawatir ketersediaan pupuk jadi langka," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement