Kamis 17 Nov 2022 19:09 WIB

RI-China Teken Perjanjian BETC, Babak Baru Kerja Sama Bilateral

Perjanjian BETC jadi payung pembentukan komisi bersama ekonomi dan perdagangan

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan pameran side event dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bertajuk “Pride of Indonesia” menjadi pembuktikan keunggulan dan kebanggaan produk karya anak bangsa.
Foto: Kemendag
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan pameran side event dalam perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bertajuk “Pride of Indonesia” menjadi pembuktikan keunggulan dan kebanggaan produk karya anak bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyampaikan kerja sama bilateral ekonomi antara Indonesia dan China akan memasuki babak baru. Peningkatan kerja sama bilateral itu diharapkan dapat mengoptimalisasi potensi pasar sekaligus memperluas area kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi bilateral.

Kedua negara resmi menandatangani Persetujuan Perluasan dan Pendalaman Kerja Sama Bilateral Ekonomi dan Perdagangan Lebih Lanjut atau Bilateral Economic and Trade Cooperation (BETC) di sela rangkaian  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Badung, Bali, Rabu (16/11). Penandatanganan dilakukan langsung oleh Mendag Zulkifli Hasan dan Menteri Perdagangan China Wang Wentao, disaksikan oleh Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Republik Rakyat China Xi Jinping.

“Pembaruan Persetujuan BETC pada tahun ini menunjukkan bukti nyata komitmen kedua negara untuk mengoptimalisasi potensi pasar sekaligus memperluas area kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi bilateral," kata Zulkifli, dalam keterangan tertulisnya diterima Republika.co.id, Kamis (17/11/2022).

Selain itu, ia menambahkan BETC juga berfungsi sebagai payung pembentukan Komisi Bersama Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan. BETC merupakan payung hukum kerja sama ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan China. Kedua negara sepakat untuk memperbarui Persetujuan BETC ini dikarenakan perjanjian BETC sebelumnya telah habis masa berlakunya pada April 2021.

Zulkifli meyakini pembaruan BETC akan bermanfaat untuk semakin meningkatkan kinerja perdagangan dan ekonomi kedua negara. Ia juga meyakini, upaya-upaya diskusi dalam kerangka BETC ini akan menjadi wadah untuk mengatasi berbagai isu perdagangan yang dianggap dapat mempengaruhi kelancaran perdagangan kedua negara.

Tercatat, China telah menjadi mitra dagang nomor satu Indonesia baik dalam hal ekspor maupun impor. Pada periode Januari–September 2022, nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok mencapai 46,88 miliar dolar AS.   Nilai tersebut meningkat 28,87 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Sementara, nilai impor Indonesia dari Tiongkok mencapai 50,67 miliar dolar AS atau meningkat 28,33 persen. Sementara itu, total perdagangan Indonesia–Tiongkok pada 2021 mencapai 109,99 miliar dolar AS atau meningkat 54 persen dibandingkan 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement