Kamis 17 Nov 2022 15:19 WIB

Jelang Natal dan Tahun Baru, NFA Gencarkan Pangan Murah Redam Gejolak Harga

Gelar pangan murah akan difokuskan di wilayah mayoritas warganya merayakan Nataru.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi.
Foto: Republika/Shabrina Zakaria
Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjelang momentum Natal dan Tahun Baru, Badan Pangan Nasional (NFA) menyiapkan antisipasi terjadinya lonjakan permintaan bahan pangan dengan menggencarkan Gelar Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah. Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, menuturkan, langkah itu dilakukan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga pangan khususnya komoditas pangan yang berpotensi mengalami kenaikan cukup signifikan dan berkontribusi pada kenaikan inflasi.

Gelar pangan murah akan difokuskan di wilayah yang mayoritas warganya merayakan Nataru seperti Provinsi Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, serta daerah batometer inflasi di 90 kabupaten/kota di 34 provinsi.

Baca Juga

Selain itu, juga difokuskan di wilayah tujuan wisata, seperti Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan NTB. GPM dilakukan bersama Bank Indonesia, Pemerintah Daerah, Perum Bulog, ID Food, serta para asosiasi petani dan peternak maupun pelaku usaha pangan.

"Dalam pelaksanaan GPM ini akan disediakan berbagai komoditas pangan strategis dengan harga terjangkau di bawah harga pasar. Hal tersebut sesuai dengan target dan sasaran pelaksanaan GPM yaitu masyarakat kelompok rumah tangga," kata Arief dalam keterangannya, diterima Republika.co.id, Kamis (17/11/2022).

Hingga medio November 2022, GPM telah digelar di 125 titik di 25 provinsi dan 56 kabupaten/kota. Kedepannya akan terus di tingkatkan dengan target volume penyaluran mencapai 5.850 ton, yang terdiri dari berbagai komoditas seperti beras, cabai, daging sapi, telur, dan minyak goreng.

Arief melanjutkan, untuk memangkas disparitas harga yang berdampak pada kemampuan daya beli masyarakat, NFA juga melakukan mobilisasi pangan antarwilayah dari daerah surplus ke daerah defisit.

Hingga November 2022, NFA telah memfasilitasi pengiriman jagung dari NTB ke  Jateng dan Jatim mencapai 3,5 ton, mobilisasi sapi hidup ke Jabodetabek sebanyak 1.405 ekor, dan fasilitasi cabai dari Sulsel ke Pasar Induk Kramat jati sebanyak 79,3 ton.

Selain itu, membantu pengiriman bawang merah dari Bima ke Palembang, Temanggung, dan Bangka sebanyak 44,1 ton, fasilitasi distribusi daging ayam ras beku dari Jatim ke Kaltara sebanyak 32 ton, dan memfasilitasi penyerapan live bird oleh BUMN pangan dan perusahaan integrator mencapai 221 ribu ekor. 

"Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penyerapan produk pangan dari produsen (petani, peternak dan nelayan) sehingga menjaga semangat untuk tetap berproduksi. Selain itu, juga sebagai langkah pengendalian inflasi mengingat pangan berkontribusi signifikan terhadap laju inflasi," kata dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement