Senin 31 Oct 2022 13:23 WIB

Laba Bersih Waskita Karya Tumbuh 766,6 Persen di Kuartal III 2022

Waskita menyebut peningkatan laba bersih jadi indikator penyehatan perseroan berjalan

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kendaraan melintas di jalan tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) Seksi IV di kabupaten Aceh Besar, Aceh. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berhasil mengembalikan hasil kinerja yang positif pada kuartal III 2022. Hal ini terlihat pada pertumbuhan laba bersih Perseroan yang sangat signifikan yaitu mencapai 766,60 persen menjadi Rp 578,17 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 66,71 miliar.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Kendaraan melintas di jalan tol Sigli-Banda Aceh (Sibanceh) Seksi IV di kabupaten Aceh Besar, Aceh. PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berhasil mengembalikan hasil kinerja yang positif pada kuartal III 2022. Hal ini terlihat pada pertumbuhan laba bersih Perseroan yang sangat signifikan yaitu mencapai 766,60 persen menjadi Rp 578,17 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 66,71 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) berhasil mengembalikan hasil kinerja yang positif pada kuartal III 2022. Hal ini terlihat pada pertumbuhan laba bersih Perseroan yang sangat signifikan yaitu mencapai 766,60 persen menjadi Rp 578,17 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp 66,71 miliar. 

Direktur Utama Waskita, Destiawan Soewardjono, mengatakan perbaikan kinerja Waskita sampai dengan kuartal III 2022 ini menandakan strategi penyehatan keuangan dengan delapan stream yang diterapkan Perseroan sejak tahun lalu sudah berjalan dengan baik. 

“Pencapaian laba bersih ini didukung oleh adanya pendapatan konstruksi, pabrikasi, property dan juga strategic partnership tiga ruas tol pada kuartal III," kata Destiawan dalam keterangannya, Senin (31/10).

Menurut Destiawan, Waskita sebagai salah satu perusahaan BUMN yang ikut berkonstribusi membantu program Pemerintah dalam percepatan pembangunan infrastruktur jalan tol dan infrastruktur lainya mampu mencatatkan profitabilitas melalui proses bisnis strategic partnership.

Selama periode Januari hingga September 2022, Perseroan membukukan pendapatan usaha Rp 10,30 triliun, tumbuh 44,61 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp7,12 triliun. Perseroan juga berhasil membukukan laba bruto Rp 988,15 miliar atau tumbuh 28,77 persen dari tahun lalu, yaitu Rp 767,40 miliar. 

Pertumbuhan ini didukung dengan adanya perbaikan dari beberapa segmen konstruksi dan penerapan lean construction melalui pengendalian efisiensi biaya pengelolaan proyek dan beban administrasi pada seluruh proyek. Perseroan juga mencatatkan total aset Rp 99,90 triliun, total liabilitas Rp82,40 triliun, serta total ekuitas perusahaan sebesar Rp17,50 triliun.

Lebih lanjut Destiawan menuturkan, pada kuartal IV, Waskita akan fokus untuk meningkatkan produktifitas operasional termasuk beberapa proyek di Ibu Kota Negara (IKN) yang dimenangkan proses tendernya oleh Perseroan.

“Kami menargetkan adanya akselerasi progres proyek exsisting. Namun tidak hanya semata mengejar target pendapatan, Waskita juga tetap berkomitmen menjaga kepercayaan yang telah diberikan oleh Pemerintah dan para pengguna jasa dengan memperhatikan mutu dan waktu pekerjaan sesuai yang tertuang dalam kontrak,” lanjutnya.

Selain itu, untuk meningkatkan kondisi fundamental keuangan perusahaan, pada akhir tahun ini Perseroan juga akan menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp3 triliun untuk penyelesaian ruas-ruas tol khusus.  Proses penyerapan PMN tersebut melalui metode Rights Issue dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).

"Adapun perolehan dana Rights Issue porsi publik akan digunakan untuk penguatan struktur modal kerja,” tambahnya. 

Dengan membaiknya kinerja Perusahaan ini, Destiawan berharap seluruh stakeholder semakin percaya Waskita dapat kembali menjadi Perusahan BUMN yang mempunyai kinerja keuangan sehat. Ia juga menekankan kepada seluruh jajaran untuk tetap konsisten menjalankan proses transformasi, refocusing sumber daya, implementasi digitalisasi di seluruh proses bisnis dan memperkuat Good Corporate Governance (GCG) sebagai komitmen bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement