Selasa 25 Oct 2022 18:18 WIB

Menko Airlangga Bahas Presidensi G20 Indonesia dan Penguatan Kerja Sama dengan AS

Isu ekonomi global seharusnya menjadi vocal point pada Presidensi G20 Indonesia

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Christiyaningsih
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan bilateral antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Assistant to the President for National Security Affairs (APNSA) Amerika Serikat, Jack Sullivan dilakukan secara tatap muka pada Senin (24/10/2022). Pertemuan tersebut turut dihadiri Menteri Perindustrian, Duta Besar RI di Washington DC, dan Deputi Kerja sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian. 

Pertemuan bilateral berlangsung secara akrab dan konstruktif dengan membahas sejumlah topik. Di antaranya mengenai dukungan Amerika Serikat (AS) terhadap Presidensi G20 Indonesia, inisiasi penyelenggaraan Partnership for Global Infrastructure and Investment (PGII), dan tindak lanjut Indo-Pacific Economic Framework (IPEF).

Baca Juga

“Indonesia menyambut baik dukungan AS terhadap hasil-hasil yang akan dicapai Presidensi G20 Indonesia dalam penyelenggaraan KTT G20 di Bali pada 15 sampai 16 November 2022,” ujar Airlangga dalam keterangan resmi, Selasa (25/10/2022). Kedua negara mengharapkan outcome positif atas penyelenggaraan KTT, di tengah-tengah tantangan dinamika situasi global saat ini.

Sullivan menambahkan, isu ekonomi global seharusnya menjadi vocal point pada Presidensi G20 Indonesia. Diskusi konstruktif juga mengiringi minat dan kepentingan kedua negara untuk bekerja sama dalam kemitraan investasi dan pembangunan infrastruktur dalam skema PGII. 

Sebagaimana yang telah diumumkan Pemerintah AS pada Juni tahun ini, AS akan menggelontorkan pendanaan mencapai 600 miliar dolar AS untuk pembiayaan investasi dan infrastruktur di berbagai negara. Berbagai wacana tentang proyek transisi energi berbasis teknologi turut mewarnai pembicaraan Airlangga dan Sullivan, antara lain percepatan transisi energi ramah lingkungan dan sumber-sumber potensial energi terbarukan lainnya. 

“Kami memandang perlunya kerja sama dalam penerapan teknologi mutakhir yang ramah lingkungan, pengembangan industri berbasis teknologi untuk mendukung transformasi digital, dan pembangunan pembangkit listrik dalam Kawasan Ekonomi Hijau," tutur Airlangga.

Sebelum menutup pertemuan, pembicaraan masih berlanjut dengan potensi kerja sama dalam isu konektivitas. “AS terbuka untuk membicarakan peningkatan kerja sama dalam perhubungan udara antara Indonesia dan AS. Itu untuk mendukung mobilitas dan people to people connection," ujar Sullivan.

Pertemuan tersebut juga dimanfaatkan Menko Perekonomian untuk menyampaikan potensi Indonesia dalam rantai pasok global. Airlangga menuturkan, Indonesia memiliki sumber daya berkualitas yang dibutuhkan untuk memproduksi komponen industri esensial dalam rantai pasok global.

Menutup pertemuan, Airlangga dan Sullivan sepakat menugaskan pejabat masing-masing. Hal itu agar segera menindaklanjuti berbagai hasil pembicaraan pada pembahasan di level teknis. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement