REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berbalik arah ke zona negatif saat pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (20/10/2022). IHSG turun hingga ke level 6.847,53 setelah ditutup menguat 0,38 persen pada perdagangan kemarin.
Phillip Sekuritas Indonesia memproyeksi IHSG berpeluang melemah sepanjang hari ini. Indeks saham di Asia pagi ini dibuka melemah mengikuti pergerakan indeks saham utama di Wall Street semalam yang mengakhiri reli selama dua hari dengan ditutup turun meskipun laporan keuangan korporasi keluar lebih baik dari ekspektasi.
Sejauh ini, dari 64 perusahaan dalam indeks S&P 500 yang telah merilis laporan keuangan kuartal III 2022, sekitar 69,4 persen diantaranya berhasil mengalahkan ekspektasi pasar.
Di pasar obligasi, imbal hasil (yield) surat utang Pemerintah AS (US Treasury Note) bertenor 10 tahun naik hingga 4,14 persen, tertinggi sejak Juli 2008. Sementara itu, yield US Treasury Note bertenor 2 tahun yang cenderung mengikuti pergerakan ekspektasi suku bunga acuan, naik menjadi 4,54 persen dari 4,43 persen.
Kenaikan yield ini menarik minat investor karena menawarkan imbal hasil yang tinggi dengan risiko investasi yang rendah. Akibatnya, harga emas turun lebih dari 1 persen ke level terendah dalam tiga minggu seiring dengan menguatnya nilai tukar dolar AS serta naiknya yield US Treasury Note.
Dari sisi makro ekonomi, investor mencerna laporan ekonomi regional dari bank sentral AS atau yang lebih di kenal dengan Fed Beige Book.
Menurut Fed Beige Book, aktifitas ekonomi AS mencatatkan ekspansi dengan laju yang moderat dalam beberapa minggu terakhir meskipun sejumlah kawsan mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang datar dan sebagian wilayah lagi mencatatkan penurunan laju pertumbuhan. Laporan ini juga memperlihatkan bahwa para pelaku usaha semakin merasa pesimis menghadapi masa depan.
Di pasar komoditas, harga minyak mentah bergerak naik di tengah kekhawatiran bahwa sanksi Uni Eropa (UE) atas Rusia akan semakin menekan pasokan minyak mentah global. Sanksi UE atas minyak mentah asal Rusia akan berlaku bulan Desember nanti dan sanksi UE atas produk turunan minyak asal Rusia akan berlaku mulai bulan Februari 2023.
Meski di tengah proyeksi pelemahan IHSG, Phillip Sekuritas Indonesia memprediksi sejumlah saham berpotensi menguat atau bullish secara teknikal.
INDF
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bearish
Trade Buy : 6200
Target Price 1 : 6400
Target Price 2 : 6500
Stop Loss : 6000
MLIA
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Sideways
Trade Buy : 540
Target Price 1 : 585
Target Price 2 : 610
Stop Loss : 494
ENRG
Short Term Trend : Bullish
Medium Term Trend : Bullish
Trade Buy : 278
Target Price 1 : 310
Target Price 2 : 328
Stop Loss : 246