REPUBLIKA.CO.ID, GWANGYANG -- Perusahaan dagang multinasional Glencore telah mengirimkan sejumlah besar aluminium asal Rusia ke gudang terdaftar London Metal Exchange di Gwangyang, Korea Selatan. Hal itu dikatakan oleh dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Sumber lain yang mengetahui langsung mengatakan, aluminium yang dikirim ke Gwangyang diproduksi oleh Rusal. Pengiriman ke gudang LME menyoroti kesulitan yang dihadapi Rusal, produsen aluminium terbesar di dunia di luar China, karena kontrak 2022 berakhir dan pembeli menghindari logam Rusia untuk kontrak 2023.
Beberapa pembeli aluminium dan pengguna akhir di industri transportasi, konstruksi dan pengemasan tidak menginginkan aluminium Rusal dalam produk mereka. Logam yang tidak diinginkan seperti aluminium Rusal biasanya berakhir di sistem LME, yakni pasar pilihan terakhir bagi konsumen dan produsen.
Dilansir Reuters pada Rabu (19/10/2022), sumber tersebut tidak mengatakan berapa banyak aluminium Rusal telah dikirim oleh Glencore ke gudang LME di Gwangyang. Glencore dan London Metal Exchange menolak berkomentar. Rusal pun tidak menanggapi permintaan komentar.
Rusal pada April 2020 menyetujui kontrak jangka panjang untuk memasok Glencore (GLEN.L) yang terdaftar di London sebanyak 6,9 juta ton aluminium. Dari jumlah itu, sebanyak 344.760 ton akan dikirimkan pada 2020 dan sekitar 1,6 juta ton per tahun pada sekitar 2021 dan 2024.
Berita mengenai pemerintahan Biden sedang mempertimbangkan pembatasan impor aluminium Rusia sebagai kemungkinan tanggapan terhadap eskalasi militer Moskow di Ukraina memicu lonjakan lebih dari 7 persen dalam harga aluminium pekan lalu pada Rabu. Pedagang aluminium mengatakan reaksi spontan itu karena kekhawatiran tentang kekurangan jika Rusal diberi sanksi.
Rusal merupakan produsen aluminium terbesar di dunia di luar China. Perusahaan itu menyumbang 6 persen dari pasokan global yang diperkirakan sekitar 70 juta ton tahun ini.
Stok aluminium di gudang LME melonjak 65.825 ton menjadi 433.025 ton pada Jumat. Dari jumlah itu, 23.525 ton dikirim ke Gwanyang di Korea Selatan dan 44.675 ton ke Port Klang di Malaysia.
"Beberapa hal selama beberapa hari terakhir telah membuat orang duduk, menyadari kesulitan yang dihadapi Rusal," kata sumber industri aluminium. Awal bulan ini LME meluncurkan makalah diskusi tentang kemungkinan pelarangan aluminium, nikel, dan tembaga Rusia untuk diperdagangkan dan disimpan dalam sistemnya.