REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Muamalat Indonesia Tbk menargetkan pertumbuhan pembiayaan KPR hingga sekitar Rp 1 triliun pada 2022. Direktur Bisnis Ritel Bank Muamalat Purnomo B. Soetadi optimistis di semester kedua tahun ini volume booking dapat terus meningkat di tengah tren permintaan KPR Syariah yang semakin naik daun.
"Kami menargetkan nett growth Rp 1 triliun untuk portofolio KPR di kuartal IV tahun 2022," ujarnya usai seremoni kerja sama dengan Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perum Perumnas), Rabu (19/10).
Menurutnya, kerja sama antara Bank Muamalat dengan Perumnas tersebut merupakan wujud implementasi dari strategi perusahaan dalam memupuk portofolio pembiayaan yang sehat pada tahun 2022-2023. Target pasarnya adalah fixed income, kepemilikan rumah pertama, dan kalangan menengah.
Target pasar ini dinilai lebih aman karena punya tren kualitas pembiayaan yang baik. Rasio pembiayaan bermasalahnya pun di bawah satu persen.
Saat ini, portofolio KPR di Bank Muamalat mencapai sekitar 65 persen dari pembiayaan retail. Sisanya adalah UMKM, multiguna, hingga pembiayaan haji dan umrah.
Selain menyasar konsumen pembeli rumah pertama, Bank Muamalat juga menyasar potensi dari pembiayaan KPR take over. Menurutnya, potensi take over dari KPR bank konvensional semakin meningkat di tengah ketidakpastian ekonomi.
"KPR Syariah ini cicilannya tetap hingga akhir tenor, jadi memberikan ketenangan pada nasabah, di tengah cicilan floating makin naik karena suku bunga acuan juga naik," katanya.
Maka dari itu, Bank Muamalat juga menangkap peluang dari take over dengan memberikan promo dan program yang menarik. Bank Muamalat menawarkan produk KPR Hijrah dengan minimal margin mulai 3,3 persen.