REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) meluncurkan Asuransi Parametrik Indeks Cuaca Syariah. Ini merupakan asuransi yang pembayaran manfaat klaimnya kepada petani dilakukan secara otomatis berdasarkan data cuaca aktual dan tidak memerlukan pengajuan klaim asuransi sebelumnya.
Sebagai langkah awal, Zurich Syariah melindungi lebih dari 1.500 petani kopi di Aceh. Aceh dipilih karena merupakan salah satu wilayah produsen kopi terbesar di tanah air. Asuransi Parametrik Syariah ini adalah jenis asuransi perlindungan cuaca pertama bagi petani kopi yang hadir di Indonesia yang dikelola dengan prinsip Syariah.
Presiden Direktur Zurich Syariah Hilman Simanjuntak menjelaskan, manfaat pertanggungan dari asuransi parametrik diberikan apabila parameter yang telah ditentukan seperti curah hujan, suhu, kecepatan angin, dan gempa menunjukkan indikasi telah terjadinya resiko yang merugikan.
Asuransi ini akan membantu petani kopi di Aceh mengelola risiko melalui pertanggungan asuransi yang dibuat khusus untuk kondisi curah hujan yang tinggi atau kondisi kekeringan selama tahap perkembangan tanaman kopi saat tanaman paling rentan terhadap guncangan cuaca.
"Manfaat yang ditawarkan kepada petani telah melalui perhitungan yang mendalam akan berbagai kemungkinan risiko cuaca dan kebutuhan proteksinya," jelas Hilman, Selasa (4/10).
Menurut Hilman, Asuransi Parametrik ini dibangun dengan melibatkan Blue Marble Microinsurance yang telah memiliki pengalaman mengembangkan produk asuransi parametrik di berbagai negara khususnya untuk asuransi parametrik tanaman kopi. Kolaborasi ini dirancang untuk menghadirkan perlindungan yang tepat guna dan tepat sasaran, dengan berbasis prinsip syariah.
Data dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia menyebutkan Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ke-4 di dunia. Kontribusinya terhadap ekonomi negara juga tergolong besar, dimana di tahun 2021 tercatat industri kopi memberdayakan 1,86 juta kepala keluarga petani dan menyumbang prosentase terhadap PDB perkebunan sebesar 16,15 persen.
Namun, banyak petani kopi masih menghadapi risiko cuaca yang dapat merusak hasil panen tanaman kopi mereka. Memahami potensi tersebut, dan untuk melindungi petani, Asuransi Parametrik Syariah memberikan perlindungan melalui penggantian kerugian yang dialami oleh petani akibat faktor cuaca dan perubahan iklim, seperti kekeringan atau tingkat curah hujan tinggi yang dapat merugikan petani kopi akibat gagal panen atau penurunan hasil produksi.
Asuransi Parametrik Syariah ini diharapkan mampu mengatasi kerentanan finansial melalui penyediaan perlindungan asuransi yang terjangkau terhadap kondisi cuaca ekstrem serta terbukanya akses asuransi yang lebih inklusif bagi jutaan petani kopi di Indonesia.