REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Syariah Indonesia Tbk telah melakukan pembelian aset tanah dan bangunan. Dalam keterbukaan informasi pada Selasa (20/9), transaksi bernilai sebesar Rp 755 miliar yang merupakan pembelian dari PT Anpa International.
"Dengan dilakukannya transaksi ini, perseroan akan memiliki tanah dan bangunan di lokasi yang strategis yang akan mendukung kegiatan perseroan," kata Sekretaris Perusahaan BSI, Gunawan Arief Hartoyo. Sumber pendanaan berasal dari modal atau ekuitas perusahaan. Tanah dan bangunan yang dibeli terletak di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 17, Gambir, Jakarta Pusat, DKI Jakarta.
Bangunan yang saat ini dikenal sebagai Gedung Antara ini kabarnya akan dibangun sebagai menara kembar kantor pusat BSI. Kantor BSI saat ini berada di The Tower, Jakarta Selatan.
Sebelumnya BSI bertekad menduduki 10 teratas bank syariah dunia pada 2025. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan hingga Juni 2022, BSI berada pada peringkat 14 bank syariah terbesar dunia dengan market cap sebesar 4,69 miliar dolar AS.
Hery menyebut peningkatan market cap menjadi sebuah keharusan agar BSI bisa masuk dalam jajaran sepuluh bank syariah terbesar dunia. Hery menyampaikan posisi pertama ditempati Bank Al Rajhi dari Arab Saudi dengan market cap sebesar 87,94 miliar dolar AS, disusul Kuwait Finance dengan 26,14 miliar dolar AS, dan Bank Alinma dengan 17,8 miliar dolar AS. Posisi nomor sepuluh sendiri ditempati Bank Boubyan dari Kuwait dengan market cap sebesar 9,42 miliar dolar AS.
"Mimpinya nanti 2025 akan bisa masuk jadi 10 besar bank syariah global," ujar Hery dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (20/9).
Hery mengatakan BSI saat ini memiliki 1.043 kantor cabang, 17 juta nasabah, 18 juta nasabah mobile banking aktif, serta 2.400 ATM. Dengan total aset per Juni 2022 yang mencapai Rp 277 triliun, lanjut Hery, BSI menduduki peringkat tujuh dalam perbankan nasional.
"Kita juga menguasai 60 persen pangsa pasar lokal dibandingkan perbankan syariah lain," ucap Hery.