REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) membukukan kinerja cemerlang sepanjang semester pertama 2022. ADMR membukukan pendapatan sebesar 436 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,5 triliun, naik 165 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu 164 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,4 triliun.
Kenaikan pendapatan turut mendongkrak laba inti Perseroan menjadi 207 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,08 triliun pada semester pertama 2022. Perolehan tersebut setara dengan kenaikan 499 persen dari 35 juta dolar AS atau Rp 522 miliar di semester pertama 2021.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer ADMR, Christian Ariano Rachmat, mengatakan kenaikan signifikan pada rata-rata harga jual atau avarage selling price (ASP) ADMR dan kenaikan volume penjualan mendorong kenaikan profitabilitas.
"Adaro Minerals mengalami semester pertamanya sebagai perusahaan publik dengan sangat baik, didukung oleh kenaikan ASP maupun volume penjualan," kata Christian dalam keterangan resminya, Senin (29/8/2022).
Menurut Christian, ADMR mendapatkan minat yang tinggi untuk produk batu bara kokas keras, sehingga volume penjualan pada semester pertama 2022 dapat tumbuh 9 persen. Kondisi harga yang kuat mendorong ASP naik 143 persen, karena Perseroan membukukan profitabilitas yang tinggi di periode ini.
Walaupun penurunan aktivitas manufaktur dan konstruksi membawa tantangan terhadap batu bara metalurgi saat ini, menurut Christian, ADMR berada di posisi yang baik untuk memenuhi target produksi sebesar 2,8 – 3,3 juta ton pada tahun 2022.
Harga yang sangat tinggi pada semester pertama 2022 mendorong kenaikan profitabilitas, dan walaupun harga fluktuatif. Perusahaan memperkirakan akan mencapai target produksi maupun penjualan sepanjang tahun 2022, sehingga berkontribusi terhadap rekor profitabilitas.
"Kami terus mendukung transformasi internal Grup Adaro, mencatat beberapa pencapaian baru pada rencana peletakan batu pertama pembangunan smelter aluminium pada awal 2023 sebagai proyek pertama dalam pengembangan kawasan industri hijau terbesar dunia di Kaltara," jelas Christian.
Pada semester pertama 2022, ADMR mencatatkan volume produksi 1,53 juta MT atau meningkat 7 persen dari 1,43 juta MT pada periode yang sama tahun lalu. ADMR juga membukukan volume penjualan 1,28 juta MT di semester pertama 2022 atau meningkat 9 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar 1,17 MT.