REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) memenangkan tender proyek Jalan Noefefan - Oenuno di Oé-Cusse, Timor Leste senilai 22,1 juta dolar AS atau setara dengan Rp 322 milliar. Sebelumnya Waskita juga telah menyelesaikan beberapa proyek infrastruktur besar di Timor Leste seperti Bandara Suai dan Jalan Sakato – Noefefan yang rampung pada 2020.
Direktur of Operation I & QSHE Waskita Karya I Ketut Pasek Senjaya menjelaskan pekerjaan yang dilakukan Waskita pada proyek Jalan Noefafan ini meliputi improvment/rehabilitation dan maintenance. Proyek ini diharapkan dapat menunjang konektivitas infrastruktur jalan, yang juga akan menghubungkan dengan perbatasan Indonesia, sehingga memberikan manfaat bagi masyarakat di Oé-Cusse Timor Leste.
“Proyek ini, kami targetkan lebih cepat dari rencana penyelesaian di dalam kontrak selama 18 bulan,” ujar Pasek dalam keterangannya dikutip Senin (22/8).
Perseroan berharap bisa berkontribusi lebih lanjut untuk pembangunan infrastruktur serta sarana-prasana masyarakat lainnya untuk Negara Timor Leste yang lebih maju dan tetap menjaga hubungan diplomatik Timor Leste – Indonesia semakin terjalin baik melalui keberadaan Waskita Karya.
Pasek mengatakan, Waskita saat ini sedang merintis atau menyasar beberapa proyek infrastruktur. Perseroan siap untuk mengerjakan paket-paket selanjutnya baik pekerjaan jalan, Gedung, pengembangan Bandara dan lainnya. Menurut Pasek, pengerjaan proyek di Timor Leste didukung peralatan berat konstruksi yang lengkap.
SVP Corporate Secretary Perseroan, Novianto Ari Nugroho menambahkan, hingga Juli 2022 Perseroan telah memperoleh Rp 9,90 triliun meningkat 130,98 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 4,29 triliun. Perolehan NKB bersumber dari proyek Pemerintah 75,21 persen, proyek swasta 10,95 persen, pengembangan bisnis anak usaha Perseroan 9,80 persen, dan proyek BUMN dan BUMD 4,05 persen.
Berdasarkan segmentasi tipe proyek, NKB tersebut terdiri dari segmen konektivitas infrastruktur 66,21 persen, Sumber Daya Air (SDA) 9,37 persen, entitas anak usaha 9,80 persen, proyek gedung 9,63 persen, dan EPC 4,96 persen.
“Saat ini Perseroan tetap fokus pada perbaikan kinerja operasional dan penyelesaian proyek-proyek yang tertunda selama pandemi Covid-19 serta meningkatkan kontrak baru baik pasar domestik dengan mengikuti tender pada proyek IKN serta pasar Internasional dengan berpartisipasi pada hubungan G2G Pemerintah Indonesia dan negara lain,” tambah Novianto.