REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Astrindo Nusantara Infrastruktur Tbk mengakuisisi PTT Mining Ltd (PTTML) yang berbasis di Hong Kong. Astrindo mengakuisisi perusahaan pemilik lima konsesi tambang batu bara tersebut dengan menelan investasi senilai 471 juta dolar AS atau sekitar Rp 7 triliun.
Direktur Utama Astrindo Ray Anthony Gerungan, mengatakan rencana akuisisi sudah dimulai sejak September tahun 2021. Momentum dilaksanakannya akuisisi dinilai tepat karena dilakukan saat harga batu bara belum mengalami kenaikan.
"Berdasarkan evaluasi, harga yang kami beli saat ini sudah terdiskon 60 persen di pasar," kata Ray dalam acara media gathering, Kamis (11/8/2022).
Direktur Astrindo Michael Wong menilai akuisisi atas PTTML ini akan sangat menguntungkan bagi Perseroan. Menurutnya, lapangan Jembayan yang merupakan salah satu dari lima konsesi PTTML memiliki prospek yang cerah.
Michael menjelaskan, batu bara di lapangan Jembayan memiliki kualitas yang bagus dengan kalori dikisaran 5.200 - 5.700 kcal/kg. Dengan kualitas ini, persaingan tidak ketat karena umumnya batu bara yang diproduksi berkalori 4.200 kcal/kg.
"Makanya kami melihat untuk kualitas batu bara seperti ini kami bisa dapatkan diharga murah," kata Michael.
Selain itu, lanjutnya, tingkat produksi batu bara di lapangan Jembayan cukup stabil. Lokasi konsesi yang sudah beroperasi lebih dari 10 tahun tersebut rata-rata dapat memproduksi batu bara hingga 6 juta ton per tahun. Volume produksi batu bara dapat terus ditingkatkan seiring adanya tren kenaikan harga.
Di samping itu, cadangan batu bara di lapangan Jembayan cukup bagus. Berdasarkan perhitungan tahun 2020, jumlah cadangan batu bara di lapangan Jembayan masih ada sekitar 65 juta ton. Dengan harga yang tinggi sekarang, nilai cadangan batu bara tersebut bisa meningkat cukup banyak.
Akuisisi ini juga dinilai menguntungkan karena PTTML sudah memiliki kontrak jangka panjang dengan berbagai pembeli di luar negeri seperti Taiwan, Vietnam dan lain-lain. "Yang kami akuisisi bukan cuma lapangan batu bara saja tetap lengkap dengan infrastruktur," kata Michael.
Michael optimistis akuisisi PTTML akan dapat mendongkrak kinerja Astrindo. Sebagai informasi, sepanjang tahun 2021, PTTML membukukan pendapatan 511 juta dolar AS atau naik dari 346 juta dolar AS di tahun 2020. Pada semester I 2022, PTTML sudah mencetak pendapatan sekitar 150 juta dolar AS.
Michael melihat, ke depannya kontribusi pendapatan PTTML dapat mendominasi total pendapatan Astrindo. "Dari sisi revenue, PTTML diperkirakan akan menyumbang hingga 80 persen ke total pendapatan Astrindo," ujar Michael.