REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) telah menerbitkan laporan keuangan audited untuk periode 30 Juni 2022. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, WSBP mencatatkan nilai ekuitas positif sebesar Rp 2,5 triliun.
Capaian tersebut meningkat signifikan setelah sebelumnya WSBP membukukan ekuitas negatif (defisiensi modal) Rp 2,9 triliun pada 31 Desember 2021. Perbaikan ekuitas merupakan salah satu target prioritas dalam program pemulihan fundamental keuangan WSBP.
Perbaikan ekuitas menjadi penting karena merupakan indikator kesehatan struktur permodalan sebuah perusahaan. Sebagai perusahaan manufaktur dengan skema job order, ekuitas positif menjadi salah satu syarat bagi WSBP untuk mengikuti berbagai kegiatan tender proyek Pemerintah, BUMN, maupun Swasta.
“Dengan poisisi ekuitas positif tersebut, maka WSBP dapat berpartisipasi dalam tender proyek dari pasar-pasar non Waskita Group,” jelas Director of Finance & Risk Management Asep Mudzakir dalam keterangannya, Selasa (9/8/2022).
Menurut Asep, hal ini akan mendukung strategi WSBP dalam meningkatkan pangsa pasar. Peningkatan ekuitas WSBP adalah implikasi dari Putusan Homologasi (Perjanjian Perdamaian) yang sudah disahkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 28 Juni 2022.
Beberapa implementasi dari skema homologasi WSBP antara lain pencatatan kewajiban kepada kreditur bank dilakukan dengan metode nilai wajar (fair value) serta adanya skema konversi utang ke ekuitas dan penerbitan obligasi wajib konversi (OWK).
Seiring dengan perbaikan nilai ekuitas, indikator rasio keuangan WSBP juga mengalami perbaikan yang signifikan, seperti Interest Bearing Debt (IBD) to Equity Ratio 0,59x dan Debt to Equity Ratio sebesar 1,61x dibandingkan pada 31 Desember 2021 yang masing-masing sebesar -2,11x dan -3,48x.
Lebih lanjut per 30 Juni 2022, WSBP juga mencatatkan kinerja operasi yang baik dengan pencapaian pendapatan usaha sebesar Rp 744 miliar atau bertumbuh 81 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2021.
Kemudian dari sisi laba kotor, WSBP mencatatkan pertumbuhan sebesar 12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 104 miliar. Laba bersih juga naik 1,027 persen menjadi Rp 1,43 triliun dibandingkan Semester I 2021.