REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengeluarkan peringatan penghapusan saham PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Saham anak usaha PT Waskita Karya Tbk ini telah disuspensi di seluruh pasar selama enam bulan dan masa suspensi akan mencapai 24 bulan pada 31 Januari 2024.
Pertimbangan potensi delisting saham ini adalah Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa.
Meski begitu, WSBP optimistis dapat meningkatkan Nilai Kontrak Baru (NKB) sepanjang 2022. Pascapencapaian homologasi PKPU, President Director WSBP FX Poerbayu Ratsunu, melihat ada jalan bagi WSBP untuk memulihkan kinerja dan bertumbuh.
"WSBP optimistis perolehan Nilai Kontrak Baru dapat tumbuh hingga 30 persen di tahun 2022. Kami memiliki motivasi dan semangat yang baik untuk meraih target di tahun ini," kata Poerbayu dalam keterangannya dikutip pada Selasa (9/8).
Tahun ini, WSBP menargetkan NKB sebesar Rp 3,5 triliun, meningkat signifikan dibanding pencapaian 2021 sebesar Rp 2,7 triliun. Optimisme perolehan target NKB ini berasal dari prospek proyek eksternal sebesar 35 persen yaitu BUMN/BUMD 36 persen swasta 51 persen, Pemerintah 12 persen dan luar negeri 1 persen. Sementara proyek internal sebesar 65 persen.
Untuk mendukung target tersebut, WSBP memiliki produk-produk beton precast yang dapat diaplikasikan pada berbagai proyek infrastruktur maupun bangunan. Poerbayu optimistis dapat menangkap peluang pasar eksternal dari swasta, BUMN dan anak usahanya, seperti pembangunan infrastruktur dan ibu kota negara baru. Selain itu WSBP juga meningkatkan partisipasi pada proyek pemerintah.
Fokus manajemen pada pasar eksternal yang sejalan dengan strategi dalam peningkatan eksposur WSBP ke pelanggan eksternal membuahkan hasil positif. Hal ini terlihat dengan adanya permintaan yang tinggi terhadap produk-produk WSBP. Pada 2021, WSBP memiliki jumlah pelanggan eksternal sebesar 163.
WSBP mengalami kenaikan pelanggan eksternal sebesar 50 persen yang sebagian besar berasal dari pasar retail. "Tahun 2022 kami optimistis dapat terus meningkatkan hingga naik dua kali lipat," ungkap Poerbayu.
Selain mengincar proyek dari pasar eksternal, optimisme WSBP juga tercipta dari potensi pasar yang semakin besar dari proyek-proyek internal Grup Waskita. WSBP siap menangkap peluang pada proyek pengembangan jalan tol yang dilakukan PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT).
WSBP juga akan berpartisipasi maksimal pada ragam jenis proyek infrastruktur lainnya yang dikerjakan Grup Waskita seperti proyek bendungan, tower transmisi, hingga jalur kereta. Potensi pasar dari internal Grup Waskita tahun ini sangat besar, khususnya untuk proyek-proyek jalan tol yang saat ini berkembang pesat di Pulau Jawa dan Sumatera.
"WSBP memiliki kesiapan pengalaman dan kapasitas produksi yang sangat memadai untuk mendukung pembangunannya," lanjutnya.
Dengan ditargetkannya NKB tersebut ditambah kontrak carry over dari tahun 2021 sebesar Rp 3,3 triliun, maka WSBP memperkirakan Total Nilai Kontrak Dikelola Perusahaan pada tahun 2022 dapat mencapai Rp 6,8 triliun. Nilai tersebut nantinya akan menjadi Potensi Pendapatan Usaha WSBP hingga akhir tahun.
Untuk mencapai target tersebut, WSBP akan memaksimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan. Seperti yang diketahui, saat ini WSBP memiliki 9 plant di Provinsi Sumatera Selatan, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan total kapasitas produksi mencapai 3,7 juta ton per tahun. Selain itu, WSBP juga memiliki 31 batching plant untuk produk readymix yang terletak di berbagai penjuru wilayah di Indonesia.
Manajemen WSBP juga memiliki Quick Win Strategies di tahun 2022 ini, antara lain fokus pada proyek Waskita Grup, khususnya Proyek PMN (Penyertaan Modal Negara) dan proyek Pemerintah, melakukan efisiensi biaya melalui manajemen rantai pasokan yang lebih baik, rasionalisasi organisasi dan rasionalisasi aset, melakukan optimalisasi capex, serta manajemen cash flow.
"Strategi ini semakin kuat dengan adanya program transformasi bisnis WSBP yang terdiri 3 pilar utama yaitu Internal Reinforcement, Business Excellence, dan Technology & Digitalization, yang bertujuan untuk memperbaiki internal work process, relasi dan strategi marketing eksternal, hingga pengembangan teknologi perusahaan ke depan," jelas Poerbayu.