REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mora Telematika Indonesia Tbk (Moratelindo) resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan perdananya, saham emiten dengan sandi MORA ini langsung naik tajam.
Saat pembukaan, MORA menguat signifikan sebesar 24,75 persen ke level 494 dari harga penawaran umum perdana (Initial Public Offering/IPO) di level 396. Harga saham MORA bahkan sampai menyentuh batas maksimum kenaikan.
Moratelindo merupakan perusahaan penyedia infrastruktur dan jaringan telekomunikasi. Melalui IPO, Moratelindo mengumpulkan total dana sebesar Rp 1 triliun dengan melepas saham ke masyarakat sebanyak 2,52 miliar lembar.
Pada masa Penawaran Umum, IPO Perseroan mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed hingga 227,35 kali berdasarkan system E-IPO. Angka ini jauh melampaui sejumlah target yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Hal ini merupakan sebuah momen bersejarah, bagi Perseroan dimana sebagai indikator respon positif dari tingkat kepercayaan masyarakat kepada MORA," kata manajemen Moratelindo dalam keterangan resmi, Senin (8/8/2022).
Dengan dilaksanakannya IPO, maka struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah PT Gema Lintas Benua sebanyak 30,17 persen, PT Candrakarya Multikreasi sebanyak 40,83 persen, dan PT Smart Telecom sebanyak 18,32 persen.
Adapun kepemilikan saham MORA di masyarakat sebanyak 10,65 persen, program ESA sebanyak 0,03 persen. Sehingga jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Perseroan sebanyak 23,64 miliar lembar saham atau senilai Rp 2,36 triliun.
Sebelum IPO, Moratelindo juga telah melakukan beberapa aksi korporasi di pasar modal. Moratelindo menerbitkan obligasi pada tahun 2017 serta sukuk pada tahun 2019, 2020, dan 2021. Pemeringkatan dari PEFINDO pada bulan Maret tahun 2022 meningkat dari sebelumnya idA dan idA(sy) menjadi idA+ dan idA+(sy).
Pada 2021, Perseroan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 4,18 triliun naik 11 persen dibandingkan kinerja yang dicapai pada tahun 2020 sebesar Rp 3,76 triliun. Pada Maret 2022, Perseroan mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 1,02 triliun, naik sekitar 5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 981 miliar.
Dari sisi laba, sepanjang tahun lalu Perseroan membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 671 miliar, sedangkan tahun 2020 sebesar Rp 679 miliar. Pada Periode per Maret 2022, laba tahun berjalan tercatat Rp 183 miliar, naik sekitar 0,9 persen dari periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp 182 miliar.