Kamis 13 Jun 2019 03:22 WIB

Mansek: Tawaran Imbal Hasil Moratelindo dapat Tarik Investor

Imbal hasil yang ditawarkan sukuk Moratelindo mulai 9,4 persen sampai 10,5 persen.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Kabel Serat Optik (ilustrasi)
Foto: networkequipment.net
Kabel Serat Optik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Mora Telekomunikasi Indonesia (Moratelindo) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan sukuk Ijarah. Imbal hasil yang ditawarkan pun mulai 9,4 persen sampai 10,5 persen. Menurut Direktur Eksekutif Mandiri Sekuritas Primonanto Budiatmojo, imbal hasil yang ditawarkan oleh Moratelindo tersebut cukup tinggi. Dia optimistis sukuk ijarah Moratelindo ini dapat menarik minat investor.

"Ini kan bukan reguler issuer mungkin premium untuk menarik investor," ujar Primonanto, Rabu (12/6).

Baca Juga

Moratelindo sendiri menargetkan dana yang akan dihimpun dari sukuk ini sebesar Rp 3 triliun. Perusahaan akan menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Moratelindo Tahap I Tahun 2019 dengan jumlah emisi sebesar Rp 1 triliun. 

Menurut Direktur Utama Moratelindo, Galumbang Menak dana yang didapatkan dari penerbitan sukuk ijarah ini rencananya akan digunakan untuk kebutuhan investasi dan untuk modal kerja. Moratelindo berencana melakukan perluasan jaringan kabel serat optik termasuk dengan perangkat dan infrastruktur. 

Sebelumnya, perusahaan juga pernah menerbitkan obligasi pertamanya pada 2017 dengan jumlah pokok obligasi sebesar Rp 1 triliun. Penawaran Umum Obligasi I Moratelindo tahun 2017 ini dicatatkan di Bursa Efek Indonesia dan telah memperoleh hasil pemeringkatan idA (Single A) dari Pefindo. 

Pada 2018, pendapatan perusahaan mengalami peningkatan sebesar 75,34 persen menjadi Rp 4,6 triliun. Peningkatan tersebut di antaranya disebabkan oleh proyek Palapa Ring Barat dan Timur serta meningkatnya proyek fiberisasi tower provider. 

Selain itu, laba usaha dan laba bersih perusahaan juga mengalami peningkatan masing-masing sebesar 334,96 persen menjadi Rp 1,08 triliun dan 485,22 persen menjadi Rp 601,61 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement