REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR mencatatkan pertumbuhan volume penjualan pada semester satu tahun ini dari 1,17 juta ton pada tahun lalu naik sembilan persen menjadi 1,28 juta ton pada semester pertama tahun ini.
Presiden Direktur ADMR Christian Ariano Rachmat menjelaskan pada semester pertama tahun ini perusahaan mencatat pertumbuhan penjualan batu bara kokas yang cukup membanggakan. Pertumbuhan penjualan tersebut diiringi dengan kenaikan produksi sebesar tujuh persen atau 1,53 juta ton.
"Perusahaan mempertahankan target produksi pada tahun ini di angka 2,8 juta ton hingga 3,3 juta ton," ujar Christian, Jumat (5/8).
Pada semester pertama tahun ini pasar Jepang masih mendominasi pembelian produksi batu bara kokas milik ADMR. Sebesar 36 persen dari total volume penjualan berasal dari Jepang. Kedua, Cina sebesar 27 persen dan India sebesar 21 persen.
Christian menjelaskan saat ini perseroan bekerja sama dengan PT Maritim Barito Perkasa (MBP) untuk meningkatkan logistik batu bara melalui transfer tongkang-ke-tongkang di intermediate stockpile, dan menambah lokasi transfer tongkang-ke-tongkang di Kelanis Utara. MBP sedang mengerjakan hal-hal yang diperlukan di Kelanis Utara, termasuk membangun jetty yang diharapkan mulai beroperasi pada awal 2023. Perseroan akan meningkatkan kapasitas pelabuhan Tuhup untuk mendukung rencana pertumbuhan produksi jangka menengahnya yang mencapai 6 Mtpa.
"Pada kuartal dua tahun ini, perseroan melakukan studi tanah untuk mendapatkan informasi geoteknik yang lebih baik," ujar Christian.