REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat peningkatan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) nasional Indonesia pada kuartal II 2022. Angka pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,44 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
Kepala BPS, Margo Yuwono, menyampaikan, angka pertumbuhan tersebut mengalami kenaikan dari kuartal sebelumnya sebesar 5,01 persen. Adapun seacara kuartalan, pertumuhan ekonomi mencapai 3,73 persen quartal to quartal (qtq). Angka tersebut juga naik dari kuartal sebelumnya yang tumbuh negatig minus 0,95 persen qtq.
"Tren ekonomi Indonesia meningkat secara persisten. Kinera ekonomi kuartal II 2022 sudah lebih tinggi dari sebelum pandemi," kata Margo dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/8/2022).
Ia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami kenaikan menandakan pemulihan ekonomi Indonesia masih terus berlangsung. BPS mencatat, peningkatan pertumbuhan ekonomi sudah terjadi sejak kuartal II 2021 lalu.
Menurut Margo, capaian pertumbuhan ekonomi yang positif tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang sangat jeli. Terutama dalam menghadapi tekanan global.
Sejak awal tahun, Indonesia menikmati lonjakan harga komoditas dunia. Situasi itu berdampak surplus perdagangan yang tinggi dan memberikan peningkatan penerimaan negara.
"Dengan penerimaan yang bagus, pemerintah melakukan kebijakan subsidi untuk menahan kenaikan harga energi sehingga kita juga bisa meredam inflasi," kata Margo.
Hingga akhir kuartal II 2022, tepatnya bulan Juni, inflasi umum sebesar 4,35 persen. Meski inflasi cukup tinggi dan melebihi proyeksi pemerintah, namun inflasi inti masih tumbuh moderat sebesar 2,63 persen.
Adapun, dari sisi kebijakan fiskal, pemerintah juga memberikan bantuan sosial bagi masyarakat kelompok menengah ke bawah. Dengan kebijakan itu, daya beli masyarakat yang tertekan akibat pandemi Covid-19 bisa ditingkatkan.
Selanjutnya dilihat dari kebijakan moneter, Bank Indonesia sepanjang kuartal II 2022 masih menahan suku bunga acuan di level 3,5 persen. Langkah menahan suku bunga itu memberikan situasi kondusif bagi pelaku usaha sehingga seluruh aktivitas ekonomi masih berjalan positif.
"Di tengah tekanan inflasi global dan ancaman resesi, ekonomi Indonesia masih tumbuh impresif," katanya.