REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) pada semester I 2022 ini mencatat peningkatan trafik penerbangan dan penumpang dibandingkan periode yang sama pada 2021. Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan menyebut pada periode tersebut, rute penerbangan terfavorit di Bandara Soekarno-Hatta adalah dari dan ke Denpasar, Bali.
"Untuk rute tersebut (Jakarta-Denpasar), jumlah penumpangnya mencapai 1,92 juta orang," kata Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Senin (1/8/2022).
Awaluddin menuturkan, Bali menjadi rute paling favorit karena sejalan dengan pemulihan pariwisata. Termasuk juga dibukanya kembali Bali untuk kunjungan wisatawan mancanegara dari seluruh negara.
"Kami juga melihat bahwa pelaku perjalanan ingin mengambil kembali kesempatan berlibur setelah sekitar dua tahun tidak berwisata karena pandemi," tutur Awaluddin.
Setelah Bali, rute penerbangan tervaforit kedua yakni Medan dengan 1,65 juta penumpang. Lalu Surabaya dengan 1,25 juta penumpang, Ujung Pandang dengan 1,21 juta penumpang, dan Pontianak dengan 847 ribu penumpang.
Sementara untuk rute internasional yang menjadi terfavorit adalah Singapura dengan 543.821 penumpang, Jeddah (Arab Saudi) dengan 272.652 penumpang, dan Kuala Lumpur (Malaysia) dengan 241.095 penumpang. Begitu juga menuju Doha (Qatar) dengan 187.064 penumpang dan Dubai (UEA) dengan 176.899 penumpang.
Awaluddin menyebut penerbangan internasional di tengah pandemi sebagian besar untuk perjalanan penting seperti repatriasi dan lain sebagainya. "Pada semester I 2022, negara-negara mulai membuka destinasi internasional dan ini turut mendorong peningkatan penumpang internasional," kata Awaluddin menjelaskan.
Sejalan dengan upaya yang dilakukan AP II dan pemangku kepentingan dan didukung sentimen positif lainnya, Awaluddin yakin lintas penerbangan di bandara AP II dapat bergeliat seperti seperti terlihat di Bandara Soekarno-Hatta. Terlebih Bandara Soekarno-Hatta merupakan bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia.
"Lalu lintas penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta sendiri dapat menggambarkan kondisi lalu lintas penerbangan nasional," ujar Awaluddin.