Senin 01 Aug 2022 08:41 WIB

Semester I 2022, Amartha Salurkan Pembiayaan Rp 1,5 Triliun

Nilai ini tumbuh 78 persen dibandingkan penyaluran pendanaan semester I 2021.

Rep: Novita Intan/ Red: Fuji Pratiwi
Aplikasi Amartha (ilustrasi). Amartha telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 1,5 triliun, atau tumbuh 78 persen jika dibandingkan penyaluran pendanaan semester satu periode 2021 yakni sebesar Rp 870 miliar.
Foto: Antara/Septianda Perdana
Aplikasi Amartha (ilustrasi). Amartha telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 1,5 triliun, atau tumbuh 78 persen jika dibandingkan penyaluran pendanaan semester satu periode 2021 yakni sebesar Rp 870 miliar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- PT Amartha Mikro Fintek microfinance marketplace yang berfokus pemberdayaan perempuan pengusaha mikro lewat layanan keuangan inklusif, mencatatkan kinerja positif pada semester satu periode 2022. Amartha telah menyalurkan pendanaan sebesar lebih dari Rp 1,5 triliun, atau tumbuh 78 persen jika dibandingkan penyaluran pendanaan semester satu periode 2021 yakni sebesar Rp 870 miliar. 

Penyaluran pendanaan sebesar Rp 1,5 triliun merupakan kontribusi dari berbagai pendana, baik pendana di level institusi seperti perbankan maupun pendana di level ritel individu. Amartha juga cukup gencar menggalakan kolaborasi strategis dengan sektor perbankan seperti BPD, BPR, maupun bank Nasional untuk mengakselerasi penyaluran pendanaan bagi pertumbuhan UMKM di pedesaan. 

Baca Juga

Chief Financial Officer Amartha Ramdhan Anggakaradibrata, mengatakan, di tengah maraknya masalah ekonomi skala global, perusahaan tetap berupaya untuk menjaga performa keuangan yang sehat dan stabil di sepanjang semester satu tahun ini. 

"Hal ini dibuktikan dengan jumlah penyaluran permodalan yang terus meningkat. Sumber pendanaannya didominasi dari pendana institusi seperti perbankan yakni lebih dari 60 persen, yang kemudian disusul pendana individu," ujar Ramdhan dalam keterangan tulis, Senin (1/8/2022).

Penyaluran permodalan Amartha difokuskan ke luar pulau Jawa, porsinya mencapai lebih dari 65 persen. Hal ini merupakan komitmen Amartha untuk mendorong pemerataan inklusi keuangan serta pembangunan kesejahteraan daerah pelosok.

Dari sisi lain, kinerja di luar pulau Jawa juga terbukti menunjukkan tren yang terus bertumbuh, baik dilihat dari jumlah penyaluran modal, mitra, maupun angka NPL. Amartha menjaga kualitas pinjaman dengan menerapkan sistem credit scoring berbasis machine learning. Hingga saat ini, angka NPL (Non performing loan) Amartha stabil di bawah 0,3 persen.

Bahkan beberapa wilayah operasional memiliki angka repayment rate yang sangat baik, misalnya Sumatra Utara dengan repayment rate 100 persen dan Sumatra Barat, sebesar 99,97 persen.

Ramdhan menerangkan, Amartha mengoptimalkan seluruh kanal pendanaan sebagai salah satu strateginya dalam meningkatkan penyaluran kepada perempuan pengusaha mikro, baik kanal pendanaan institusi maupun pendanaan ritel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement