REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID-- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk memproyeksikan penyaluran kredit akan tumbuh delapan persen sampai 10 persen pada tahun depan. Hal ini sejalan upaya BRI dalam mendorong pemulihan ekonomi, terutama sektor UMKM.
Chief Economist BRI yang sekaligus Research Director BRI Research Institute Anton Hendranata mengatakan sektor UMKM terdorong pulih berkat daya beli masyarakat yang membaik sejak tahun ini.
Anton menyebut kondisi ini membuka peluang bagi BRI untuk meningkatkan penyaluran permodalan pelaku UMKM. Praktis, pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) disebut Anton bakal melesat di kisaran 4,8 persen sampai 5,3 persen pada 2022 bila sektor UMKM bangkit dan pandemi Covid-19 tetap terkendali.
“Demand yang meningkat dan konsumen yang semakin konsumtif sangat mendukung pertumbuhan kredit. Apalagi UMKM yang karakteristiknya unik di mana sektornya cepat terdampak bila mobilitas dibatasi, tapi juga cepat rebound saat mobilitas meningkat,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (28/12).
Adapun proyeksi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) pada 2022 berada kisaran 5,14 persen sampai 6,84 persen. Kendati demikian, likuiditas BRI masih punya ruang ekspansi kredit karena rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan to Deposit Ratio/LDR) masih berada level 83 persen atau di bawah batas bawah regulator sebesar 92 persen.
Melanjutkan ekspansi kredit pada tahun 2022 sekaligus menandai komitmen BRI dalam mendukung pemulihan UMKM. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut kontribusi serapan kerja dari sektor UMKM mencapai 97,22 persen terhadap total tenaga kerja di Indonesia.