Jumat 29 Jul 2022 14:31 WIB

PLN Siapkan SPKLU di Jalur Utama dan Tempat Wisata Favorit

Hingga Juni 2022, PLN telah membangun 139 SPKLU di seluruh Indonesia

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Christiyaningsih
Petugas melakukan pengisian daya ke kendaraan listrik saat peluncuran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) IO2 PLN di KFC Taco Bell Artha Gading, Jakarta, Ahad ( 24/7/2022). Peluncuran tersebut sebagai bentuk dukungan dan komitmen PLN guna menyukseskan program pemerintah dalam mempercepat terbentuknya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.
Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja
Petugas melakukan pengisian daya ke kendaraan listrik saat peluncuran Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) IO2 PLN di KFC Taco Bell Artha Gading, Jakarta, Ahad ( 24/7/2022). Peluncuran tersebut sebagai bentuk dukungan dan komitmen PLN guna menyukseskan program pemerintah dalam mempercepat terbentuknya ekosistem Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya untuk menyokong Green Tourism di Indonesia dengan membangun Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di jalan-jalan utama dan tempat wisata. Dalam seminar yang digelar di Periklindo Electric Vehicle Show 2022, PLN mengajak Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMF Aero Asia) untuk bersama dalam menyukseskan program tersebut.

Executive Vice President Pemasaran dan Pengembangan Produk PLN Hikmat Drajat menyatakan PLN telah menyiapkan infrastruktur untuk kendaraan listrik bisa nyaman digunakan bepergian. Dengan SPKLU yang tersebar di rute jalan nasional dan tempat-tempat wisata favorit masyarakat, harapannya program Green Tourism yang dicanangkan pemerintah bisa berjalan baik.

Baca Juga

“Ekosistem yang kami bangun ini berdasarkan rute jalan nasional dan bisa menjangkau seluruh wilayah di Indonesia. Kemarin kami telah melakukan touring dari Jakarta ke Bali menggunakan mobil listrik. Jadi tidak usah khawatir kehabisan baterai di jalan,” ujar Hikmat.

Hikmat menyampaikan bahwa PLN mengemban tanggung jawab untuk menyediakan sarana dan infrastruktur tempat pengecasan motor dan mobil listrik. Untuk memenuhi hal tersebut, PLN membuka seluas-luasnya untuk kemitraan SPKLU dengan tiga skema, yakni SPKLU PLN mandiri, SPKLU Investor Own Operate (IO2), dan SPKLU Sharing Economy Model.

“Sampai saat ini telah ada 154 calon partner yang sudah mengajukan pendaftaran untuk berbisnis SPKLU. Skemanya mudah sekali, karena semua PLN yang urus, investor tinggal taruh modal saja. Kemarin sudah ada salah satu global franchise ternama yang ingin membangun SPKLU di outlet mereka. Jadi yang suka makan dan ngopi nanti bisa sambil ngecas mobil listrik di sana,” jelas Hikmat.

Hingga Juni 2022, PLN telah membangun 139 SPKLU di seluruh Indonesia. PLN juga mulai mengintensifkan pembangunan jaringan SPKLU untuk rute-rute utama di Sumatra, Sulawesi, dan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan. Sedangkan untuk Papua dan Maluku, jaringan SPKLU disiapkan terutama untuk daerah-daerah wisata. Dalam hal ini PLN menjalin kerja sama dengan Kemenparekraf untuk mewujudkan Green Tourism.

Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan dan Konservasi Kemenparekraf Frans Teguh menyatakan kendaraan listrik berperan penting dalam membangun Green Economy dan Sustainable Tourism. Mengingat sektor pariwisata sebenarnya bukan hanya korban pemanasan global, tapi juga ikut berkontribusi atasnya. Sebab sektor ini menyumbang delapan persen emisi karbon dunia.

”Karena setiap orang melakukan perjalanan wisata akan menghasilkan emisi karbon, baik itu transportasi, penginapan, maupun aktivitas konsumsi lainnya,” jelas Frans.

Frans memaparkan sejauh ini penyumbang emisi terbesar untuk pariwisata adalah dari transportasi pesawat yang mencapai 49 persen. Berikutnya adalah penginapan yang didominasi oleh penggunaan pendingin ruangan. Maka dari itu, program transisi energi di sektor ini menjadi penting terlebih lagi pasarnya sangat meminati wisata yang mengakomodasi keberlanjutan lingkungan.  

Direktur Utama GMF Aeroasia Andi Fahrurrozi tidak memungkiri bahwa industri aviasi/penerbangan berkontribusi besar menyumbang emisi karbon dunia. Baik dari pesawat maupun ekosistem pendukungnya termasuk kendaraan yang beroperasi di bandara.

Untuk itu, perusahaan yang bergerak di bidang Aviasi khususnya Maintenance, Rapair, and Overhaul (MRO) tersebut sedang menjajaki transisi kendaraan pendorong pesawat ( pushback car) dan pengangkut bagasi (baggage tractor) dengan kendaraan listrik.

“Menggantikan pushback car dengan kendaraan listrik karena itu cc-nya sangat besar, 4.000-5.000 cc. Dengan transisi ini harapannya kawasan bandara jadi lebih hijau. Karena di beberapa negara kendaraan dan maintenance pesawat sudah dengan kendaraan listrik,” jelas Andi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement