Selasa 26 Jul 2022 17:22 WIB

Pelni Lihat Peluang dari Melambungnya Harga Tiket Pesawat

Harga tiket pesawat naik karena meningkatnya harga avtur Agustus 2022

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan), Dirut PT Pelni Tri Andayani melambaikan tangan kepada pemudik saat melepas kapal mudik gratis di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni melihat peluang di tengan naiknya harga tiket pesawat. Peningkatan harga tiket pesawat terjadi disebabkan melambungnya harga bahan bakar pesawat (avtur) serta airport tax pada Agustus 2022.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Menteri BUMN Erick Thohir (kanan), Dirut PT Pelni Tri Andayani melambaikan tangan kepada pemudik saat melepas kapal mudik gratis di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni melihat peluang di tengan naiknya harga tiket pesawat. Peningkatan harga tiket pesawat terjadi disebabkan melambungnya harga bahan bakar pesawat (avtur) serta airport tax pada Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) atau Pelni melihat peluang di tengan naiknya harga tiket pesawat. Peningkatan harga tiket pesawat terjadi disebabkan melambungnya harga bahan bakar pesawat (avtur) serta airport tax pada Agustus 2022.

Vice President Usaha Penumpang Non Komersil Pelni Presda Simangasing memastikan terus melakukan pembenahan demi memberikan kemudahan bagi masyarakat. "Tidak hanya via situs saja, pembelian tiket sekarang sudah bisa melalui aplikasi di ponsel pintar," kata Presda dalam pernyataan tertulisnya, Selasa (26/7/2022).

Lebih mudahnya lagi, kata Presda, masyarakat juga dapat datang ke minimarket terdekat atau agen perjalanan resmi yang bekerja sama dengan Pelni untuk membeli tiket kapal. Dia menilai perjalanan dengan kapal laut sekarang semakin menyenangkan karena Pelni memberikan one stops solution bagi masyarakat yang bepergian.

“Kami memanjakan para penumpang dengan menyediakan hiburan seperti live music, mini bioskop atau play station. Kemudian, kami juga memiliki Pelni Mart, Mini Butik dan Dapoer Pelni bagi para penumpang yang ingin berbelanja di atas kapal, serta adanya Klinik dan tempat beribadah diatas kapal” ungkap Presda.

Pelni saat ini mengoperasikan 26 kapal penumpang dan menyinggahi 76 pelabuhan serta melayani 1.058 ruas. Selain angkutan penumpang, Pelni juga melayani 44 trayek kapal perintis yang menjadi sarana aksesibilitas bagi mobilitas penduduk di daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP).

Pelni juga mengoperasikan sebanyak 16 kapal rede. Untuk pelayanan bisnis logistik, saat ini PELNI mengoperasikan 10 trayek tol laut serta satu trayek khusus untuk angkutan ternak.

Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menambahkan, ada kemungkinan masyarakat  beralih ke moda transportasi yang lebih terjangkau menjadi semakin tinggi. Djoko menilai angkutan laut seperti kapal dan penyeberangan laut bisa menjadi alternatif untuk masyarakat bepergian.

“Kapal laut milik Pelni misalnya, yang mendapatkan PSO oleh pemerintah dan dapat memuat banyak penumpang, tarifnya pun masih bisa dijangkau oleh masyarakat,” ucap Djoko.

Moda transportasi yang sering dipilih masyarakat seperti pesawat terbang juga dinilai akan mengalami kenaikan operasional karena tingginya harga avtur dan rencana kenaikan airport tax. Djoko mengatakan alternatif memilih kapal laut menjadi transportasi untuk bepergian lintas daerah di Indonesia menjadi semakin memungkinkan.

"Selain bisa bepergian dengan harga transportasi yang lebih terjangkau, masyarakat juga dapat menikmati alam laut dengan pelayanan di atas kapal yang saat ini semakin mumpuni," ungkap Djoko.

Untuk itu, Djoko menegaskan angkutan laut harud mengambil kesempatan tersebut dengan cara untuk meningkatkan kualitas maupun kuantitas di kapal. Pascapandemi, kata Djoko, banyak sekali orang yang butuh liburan untuk melepas penat.

"Tinggal bagaimana caranya pelayanan di kapal laut ditingkatkan supaya masyarakat betah dan ingin berlama-lama berlayar,” ucap Djoko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement