REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal sejak Januari hingga 28 Juni 2022 sebesar Rp 102,9 triliun. Adapun realisasi ini dihimpun dari emiten baru sebanyak 22 emiten.
Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK Anto Prabowo mengatakan saat ini, otoritas sedang mencermati dinamika ekonomi global dan perkembangan geopolitik yang penuh ketidakpastian.
Di tengah perkembangan itu, pasar saham Indonesia terpantau terkoreksi seiring dengan arus modal keluar mayoritas negara berkembang. "Hal ini merupakan bentuk risk off investor merespons peningkatan suku bunga acuan bank sentral Amerika Serikat, The Fed, sebesar 75 basis poin (bps) pada Juni 2022,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (30/6/2022).
Pada 24 Juni 2022, OJK mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 1,5 persen jika dibandingkan dengan akhir Mei 2022 (month-to-date/mtd) ke level 7.043, dengan non residen mencatat arus modal keluar (outflow) sebesar Rp3,59 triliun. Sementara, di pasar surat berharga negara (SBN), non residen mencatatkan outflow senilai Rp 12,4 triliun, sehingga mendorong rata-rata imbal hasil atau yield SBN naik 5,2 bps (mtd) pada seluruh tenor.