REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BP Tapera mendorong bank-bank syariah meningkatkan komitmen dan pelayanan pada segmen masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Deputi Komisioner BP Tapera, Ariev Baginda Siregar mengatakan, BP Tapera sangat membutuhkan bank syariah yang fokus di MBR.
"BP Tapera itu butuh satu Indonesian Mortgage Bank yang memang fokus di segmen itu saja, bukan yang seperti mirip mortgage bank, dan itu harus ada dua, konvensional dan syariahnya," kata dia setelah Seremonial Akad 2.500 nasabah FLPP Bank Syariah Indonesia, Rabu (22/6) di The Tower, Jakarta.
Menurutnya, saat ini bank yang fokus ke segmen KPR adalah Bank Tabungan Negara, namun status BTN masih merupakan bank umum. Sama seperti BSI yang juga merupakan bank umum dengan beragam produk konsumernya selain KPR.
Ariev merespons terkait rencana penggabungan BTN Syariah dan BSI dengan harapan bahwa BP Tapera sangat butuh mortgage bank yang hanya fokus ke segmen MBR, termasuk yang menjalankan skema syariah. Bank ini juga perlu punya pengalaman di segmen subsidi.
Saat ini, BP Tapera bersinergi dengan banyak bank untuk menyalurkan produk-produk KPR subsidi seperti FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan). Ia mendorong agar bank-bank ini berkomitmen lebih dengan meningkatkan pelayanan untuk melayani MBR.
"Saat ini memang bank syariah porsinya masih sedikit dibandingkan bank konvensional karena masyarakat yang memilih sendiri," katanya.
Untuk FLPP, penyalurannya tergantung pada permintaan pasar yang memilih sendiri produk di bank-bank penyalur. BP Tapera menerima mandat untuk menyalurkan dana KPR FLPP sebanyak 200 ribu unit rumah pada 2022.
Menurut data BP Tapera, ada 16 bank syariah yang merupakan penyalur FLPP. Data terbaru realisasi penyaluran dana FLPP 2022 dari 16 bank tersebut adalah Rp 1,712 triliun untuk 15.640 unit rumah di 26 provinsi.
BTN Syariah memimpin dengan pangsa 65,1 persen, diikuti BSI sekitar 18,29 persen, BJB Syariah sekitar 5,26 persen, Bank Sumsel Babel Syariah sekitar 2,5 persen, Bank NTB 2,05 persen, Bank Kalsel Syariah sebesar 1,79 persen, Bank Riau Kepri Syariah sekitar 1,5 persen, Bank Sulselbar Syariah sekitar 1,4 persen, Bank Sumut Syariah sekitar 1,05 persen, Bank Aceh 1,03 persen, Bank Jatim Syariah 0,8 persen, Bank Jambi Syariah 0,7 persen, Bank Kalbar Syariah 0,5 persen, dan Bank Nagari Syariah 0,4 persen.
"Yang kita harapkan dari bank syariah ini bukan hanya kerja sama FLPP-nya, tapi lebih pada melayani PNS, karena PNS ini kan peserta Tapera, mereka berhak atas dana tersebut," katanya.
PNS yang memiliki tabungan Tapera ini bisa mengajukan pembiayaannya. Tidak hanya untuk produk kepemilikan rumah, tapi juga pembangunan rumah di atas tanah milik pribadi, maupun untuk renovasi rumahnya yang sudah ada.