Kamis 09 Jun 2022 15:33 WIB

Kemenkeu Puji Sektor Pertanian Berkontribusi Kendalikan Inflasi dan Tekan Pengangguran

Pertanian mampu menjaga ketersediaan pangan sehingga inflasi Indonesia tetap terjaga

Petani memanen bawang merah saat panen raya, (ilustrasi). Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu, mengapresiasi kinerja sektor pertanian Indonesia yang berkontribusi besar terhadap Keuangan negara.
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petani memanen bawang merah saat panen raya, (ilustrasi). Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu, mengapresiasi kinerja sektor pertanian Indonesia yang berkontribusi besar terhadap Keuangan negara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Nathan Kacaribu, mengapresiasi kinerja sektor pertanian Indonesia yang berkontribusi besar terhadap Keuangan negara. Pertanian disebut Febrio mampu menjaga ketersediaan pangan sehingga inflasi Indonesia tetap terjaga di angka 3,5 persen.

"Kenapa inflasi kita rendah? karena suplainya terjaga. Mayoritas dari kebutuhan pangan kita terjaga dengan baik. Subsidi pupuk kita aman dan kita lihat tidak ada gejolak sama sekali, tidak ada kelangkaan pupuk. Ini kerja keras dari Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) dan juga jajaran," ujar Febio dalam Pra Rakernas Partai Nasdem, seperti dalam siaran pers, Kamis (9/6/2022).

Baca Juga

Menurut Febio, kinerja pemerintah dengan jajaran DPR mampu membuat Keuangan negara jauh lebih sehat. Bahkan, kata dia, negara akan mendapat tambahan pemasukan sekitar Rp 420 triliun yang bisa mengurangi angka defisit.

"Pemerintah bersama DPR jeli dalam melihat beban masyrakat yang sangat besar, sehingga sepakat harga yang harusnya naik ditanggung negera. Kita bersyukur penerimaan kita tahun ini luar biasa besar dan kita proyeksikan akan ada tambahan 420 triliun. Luar biasa kita bisa menjaga daya beli masyrakat dan pengangguran juga terus turun," katanya.

Di samping itu, Febio mengapresiasi besarnya penyerapan lapangan kerja di sektor pertanian sehingga angka pengangguran di tengah pandemi bisa ditekan. Karena itu, strategi pertanian ke depan harus berdasarkan availability, affordability, dan productivity yang berkelanjutan.

"Kita bisa menjaga daya beli masyarakat, menjaga kemiskinan tidak naik, kemudian pengangguran terus turun. Itu semua menunjukan kerja keras DPR dengan pemerintah itu sudah menunjukkan hasil yang nyata dan harus diceritakan kepasa masyarakat," katanya.

Di tempat yang sama, Ekonom Senior Indef, Bustanul Arifin mengapresiasi kebijakan dan program yang dijalankan jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) selama tiga tahun terakhir. Menurutnya, sektor pertanian tumbuh 1,84 persen dan menjadi bantalan resesi selama pandemi Covid-19.

"Kalau tidak ada pertanian mungkin krisis benaran. Jadi apresiasi kepada Pak Menteri Pertanian (Syahrul Yasin Limpo) karena pertanian menjadi bantalan ekonomi nasional," ujarnya.

Bustanul mengatakan, perekonomian Indonesia sejauh ini terus mengalami perbaikan yang sangat positif, dimana Tahun 2021 Indonesia tumbuh 3,69 persen. Disisi lain, ketersediaan beras pada produktivitas 2021 juga mulai meningkat.

Meski demikian, Bustanul berharap agar pemerintah terus meningkatkan skala kerjanya, terutama didalam menghadapi geopolitik global yang saat ini terfokus pada konflik Rusia-Ukraina. Perang senjata kedua negera itu telah berdampak pada kenaikan harga-haraha di dunia.

"Rekomendasi saya untuk pangan nasional adalah: didalam menghadapi geopolitik dan geostrategi global yang telah menaikan harga pangan secara spesifik di Indonesia harus diantisipasi agar kondisinya lebih baik lagi," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement