REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Perusahaan yang bergerak bidang produsen dan distributor bahan bangunan plastik, PT Impack Pratama Industri Tbk menyiapkan sejumlah rencana ekspansi untuk menunjang pertumbuhan bisnis pada masa mendatang. Perusahaan berencana melakukan ekspansi bisnis pembangunan pabrik fiberglass-reinforced polymer (FRP) ketiga di Melbourne, Australia dengan kapasitas produksi sekitar 1.200 ton per tahun.
Direktur Impack Pratama Phillip Tjipto mengatakan, perusahaan melihat pangsa pasar yang cukup menarik dan menjanjikan di Melbourne. Lewat pabrik FRP ketiga ini, IMPC memiliki ambisi untuk menjadi market leader produk FRP di Australia.
“Bangunan pabrik FRP diestimasikan akan rampung pada kuartal pertama 2023 mendatang. Kami menyiapkan dana investasi sebesar AUD 1,5 juta (Rp 15,69 miliar) untuk membangun pabrik tersebut,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (8/6/2022).
Dia melanjutkan, untuk mendukung kinerja bisnis perusahaan ke depan, perusahaan juga mendirikan pabrik plafon uPVC dengan brand Alderon. "Investasi ini akan dibagi dua fase, fase pertama akan direalisasikan kuartal ketiga 2022 dan fase kedua kuartal I 2023," tuturnya.
Tak berhenti sampai disitu, perusahaan juga berencana untuk membuka unit produksi brand Alderon di negara ASEAN lainnya. Pihaknya menilai, pertumbuhan minat produk Alderon di pasar global terpantau positif, maka dari itu perusahaan kini tengah meninjau lebih lanjut rencana untuk menjangkau market di negara ASEAN yang lain.
"Maka dari itu manajemen mempertimbangkan dan tengah meninjau lebih lanjut mengenai kesempatan dan pertumbuhan di market negara ASEAN lainnya. Rencana ekspansi ini akan dimulai pada 2023 dan seterusnya," ucapnya.
Menurutnya pada kuartal keempat nanti perusahaan akan memulai program customer relationship management. Adapun program ini merupakan upaya perusahaan untuk mewujudkan digitalisasi kanal distribusi kepada konsumen ritel.
"Lewat digitalisasi ini kami berharap untuk mengelola kanal distribusi, sehingga dapat meningkat mutu pelayanan kami kepada konsumen," ucapnya.
Perusahaan juga meningkatkan anggaran IRIC yang sebelumnya Rp 2,3 miliar pada 2021 menjadi sebesar Rp 20 miliar pada 2022 sampai 2024. Anggaran tersebut akan dipergunakan untuk menunjang inovasi, diversifikasi, dan optimalisasi riset atas produk-produk baru yang ramah lingkungan dengan memanfaatkan limbah industri dan limbah pasca konsumsi.
Pada 2022 perusahaan membidik target pertumbuhan yang positif, secara pendapatan diproyeksikan akan tumbuh 16,7 persen year on year (yoy) menjadi Rp 2,6 triliun, dari sisi laba bersih ditargetkan sebesar Rp 260 miliar atau tumbuh 23,8 persen yoy.
Sementara itu Direktur Utama Impack Pratama Industri Haryanto Tjiptodihardjo, menambahkan perusahaan melalui RUPST menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 106,33 miliar atau 50,6 persen dari perolehan laba bersih perusahaan, sehingga setiap pemegang saham akan memperoleh dividen tunai sebesar Rp 22 per saham.
“Tahun lalu, perusahaan memperoleh laba bersih sebesar Rp 210 miliar atau tumbuh 67,9 persen dari tahun sebelumnya dan berhasil mengurangi utang dan cost of fund secara keseluruhan,” ucapnya.