Rabu 08 Jun 2022 15:08 WIB

Bahlil Sebut Lahan di KIT Batang Laris Terjual

KIT Batang sekarang sudah masuk pengembangan tahap kedua seluas 1.000 hektare (ha).

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Foto udara kondisi jalan di Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021). Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, total lahan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, sudah habis terjual pada pengembangan tahap satu.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Foto udara kondisi jalan di Grand Batang City atau Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (8/10/2021). Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, total lahan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, sudah habis terjual pada pengembangan tahap satu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyatakan, total lahan di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Jawa Tengah, sudah habis terjual pada pengembangan tahap satu. Ia menambahkan, KIT Batang sekarang sudah masuk pengembangan tahap kedua seluas 1.000 hektare (ha).

Ia menjelaskan, kawasan industri tersebut pertama kali ditemukan pada 14 Juni 2020. "Saya datang memakai motor, atas arahan dan perintah Bapak Presiden, untuk mengantisipasi ketika perang dagang antara China dan Amerika waktu itu, untuk relokasi kawasan industri tidak ada. Kita menemukan kawasan ini tepat 14 Juni dan pada 30 Juni, Bapak Presiden melakukan groundbreaking pertama pencanangan kawasan ini," ujar Bahlil dalam Seremoni Implementasi Rencana Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di KIT Batang yang disiarkan secara virtual, Rabu (8/6/2022).

Baca Juga

Ia mengatakan, perencanaan dan kolaborasi yang baik, kawasan yang sebelumnya hanya hutan belantara, kebun tebu dan karet itu, diubah menjadi kawasan industri tempat berbagai proyek investasi. Pembangunan kawasan tersebut hanya dalam waktu satu tahun lima bulan.

"Semua 450 hektare tahap pertama sudah laku terjual habis. Ini terjadi karena kolaborasi yang erat antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Investasi, tapi lebih khusus karena ada kolaborasi sehati antara Kementerian BUMN dan Pemda Provinsi Jawa Tengah," jelas dia.

Diharapkan, kolaborasi itu terus terjalin agar realisasi investasi di masa depan bisa berjalan baik. Bahlil pun menuturkan, kini pengembangan KIT Batang masuk ke tahap dua, pengembangan kawasan mencakup 1.000 hektare lahan.

Bahlil mengungkapkan, sudah ada beberapa perusahaan yang berminat dalam pengembangan tahap kedua itu, di antaranya LG dan Foxconn. "Kawasan seluas 1.000 hektare tahap kedua ini ada LG yang masuk ke 275 hektare, kemudian Foxconn juga masuk di tahap kedua, dan insya Allah, kalau memang dari Amerika ini positif masuk, tempatnya juga insya Allah di sini," ungkap Bahlil.

LG sendiri masuk dalam pengembangan KIT Batang tahap kedua guna merealisasikan rencana investasi industri baterai listrik terintegrasi tahap kedua. Rencana itu dilakukan menyusul groundbreaking fasilitas sel baterai senilai total 1,1 miliar dolar AS yang dilakukan di Karawang, Jawa Barat, pada September 2021.

Pembangunan pabrik tersebut merupakan bagian dari keseluruhan rencana proyek baterai kendaraan listrik terintegrasi senilai 9,8 miliar dolar AS yang telah ditandatangani dengan Korea Selatan. Bahlil yakin, pada 2023 akhir jelang 2024, target minimal 50 persen dari 4.300 hektare di Batang dapat terisi.

Perlu diketahui, KIT Batang terletak di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah yang memiliki total luas lahan untuk dikembangkan seluas 4.300 hektare. Pembangunan KIT Batang terbagi menjadi tiga fase, di mana pembangunan di fase I seluas 450 hektare.

Pembangunan KIT Batang dibagi menjadi 3 kluster. Pertam Kluster I seluas 3.100 hektare, Kluster II seluas 800 hektare, dan Kluster III seluas 400 hektare.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement