REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai wujud dukungan terhadap program pemerintah dalam mencapai target energi bauran nasional, Adaro berkomitmen terus berperan aktif dalam proyek tenaga terbarukan. Hal ini guna mendapatkan bauran energi yang seimbang dalam portofolionya.
Presiden Direktur PT Adaro Power, Dharma Djojonegoro, mengatakan proyek green energy yang telah berjalan di Adaro antara lain melalui anak perusahaan Adaro Power. Sejak awal 2021 telah membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS Atap) 130 kWp untuk memenuhi kebutuhan listrik di area operasional pelabuhan/terminal khusus batubara Adaro di Kelanis, Kalimantan Tengah.
"Kemudian menambahkan kapasitas 468 kWp PLTS dengan sistem terapung (floating) pada area kolam kantin di Kelanis," ujar Dharma.
PLTS Adaro ini dilengkapi teknologi smart inverter yang memberikan dampak lingkungan positif yaitu mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dan emisi gas rumah kaca. PLTS terapung di Kelanis ini menjadi PLTS terapung terbesar di Indonesia untuk saat ini dengan estimasi produksi listrik sekitar 618 ribu kWh per tahun.
Menurut Dharma, Adaro Power juga terus mempelajari proyek-proyek tenaga terbarukan, misalnya biomassa, tenaga angin, dan panel surya. Langkah ini untuk mendiversifikasikan bauran energinya dan mendukung PLN melalui prakarsa proposal dan tender.
Selanjutnya, ujar Dharma, green initiative jangka panjang Adaro diwujudkan antara lain dengan melakukan investasi untuk membangun smelter aluminium guna mendukung program hilirisasi industri yang dicanangkan pemerintah. Melalui investasi ini, Adaro berharap dapat membantu mengurangi impor aluminium, memberikan proses dan nilai tambah terhadap alumina serta meningkatkan penerimaan pajak negara.
"Adaro juga berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara ini dapat mendatangkan banyak investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat," kata Dharma.