Kamis 02 Jun 2022 18:19 WIB

Sarinah Dukung Kebangkitan Bumbu Nusantara di Pasar Dunia

Kolaborasi akan memperlancar jalur menuju perdagangan rempah-rempah global.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Budi Raharjo
Pengunjung bersantai di kawasan Sarinah, Jakarta, Jumat (6/5/2022). Kawasan tersebut menjadi salah satu destinasi baru bagi warga Jakarta dan sekitarnya untuk memanfaatkan libur Idul Fitri 1443 H bersama keluarga dan kerabat.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Pengunjung bersantai di kawasan Sarinah, Jakarta, Jumat (6/5/2022). Kawasan tersebut menjadi salah satu destinasi baru bagi warga Jakarta dan sekitarnya untuk memanfaatkan libur Idul Fitri 1443 H bersama keluarga dan kerabat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Sarinah mendukung penuh peningkatan kualitas dan akses pasar untuk produk rempah Indonesia. Hal ini disampaikan Direktur Utama Sarinah Fetty Kwartati dalam pertemuan bisnis nasional dan expo bertajuk "Celebes Legendary Spices" yang diselenggarakan National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED) di Hotel Ayana Midplaza Hotel, Jakarta, Kamis (2/6).

"Sarinah sebagai mitra Proyek NSLIC/NSELRED memiliki visi membina UKM dan produk-produk unggulan unik dari berbagai daerah di Indonesia dan dapat membawa dan memperkaya pengembaraan rempah-rempah Sulawesi ini ke dunia luar," ujar Fetty.

Fetty menyampaikan, Sarinah yang kini tergabung dalam holding pariwisata dan pendukung atau InJourney memiliki sumber daya, manajemen, jaringan, dan mampu mempengaruhi pembuat kebijakan untuk mengkurasi dan memasarkan rempah-rempah Indonesia ke dunia. Menurut Fetty, kolaborasi dengan berbagai akan memperlancar jalur menuju perdagangan rempah-rempah global.

"Pengaturan fasilitasi perdagangan dan bisnis kami yang baru dan inovatif sebagian besar dirancang untuk mengekspor brand domestik yang dikurasi tinggi termasuk rempah-rempah, herbal, dan produk kesehatan," ucap Fetty.

Fetty mengatakan, Indonesia yang terkenal sebagai pulau rempah juga merupakan salah satu tempat di dunia yang memiliki bermacam-macam sumber alami yang menunggu untuk dipanen. Fetty menyebut proses ini melalui pengembangan produk yang inovatif dan berkelanjutan merupakan daerah yang memiliki kekayaan lokal yang asli dan otentik.

"Ada sepuluh kelompok yang terlibat dalam kegiatan temu bisnis yang beranggotakan lebih dari 14 ribu petani dengan luas lahan tanaman pala, lada, maupun cengkeh sebesar lebih dari 21 ribu hektare," kata Fetty.

Mark Strasser, Chargé d’affaires a.i Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia, berharap ajang temu bisnis ini dapat membuka akses pasar nasional dan internasional bagi para petani rempah Indonesia. Strasser menyebut keberadaan akses pasar akan meningkatkan pendapatan para petani rempah dan juga akan memperkuat daya saing serta kewirausahaan UKM lokal.

"Kanada sangat bangga mendukung upaya Indonesia menciptakan lapangan kerja dan pendapatan dengan meningkatkan iklim investasi dan memperkuat pembangunan ekonomi lokal di 28 kabupaten di Indonesia, dari Sumatera hingga Papua Barat," ujar Strasser.

Strasser menyampaikan tema acara ini  sejalan dengan program pemerintah Indonesia, yaitu Spice Up the World. Strasser menekankan keterlibatan sektor swasta dalam semua kegiatan ekonomi ini sangat penting untuk keberhasilan dan keberlanjutan inisiatif akses pasar tersebut.

"Hal yang sama pentingnya adalah pemerintah dapat berperan dalam memfasilitasi dan mendukung ekosistem yang memungkinkan untuk menjalin koneksi bisnis," ucap Strasser.

Direktur Proyek NSLIC/NSELRED Peter Walton mengaku senang, NSLIC/NSELRED dapat menjadi yang terdepan dalam menumbuhkan pendapatan bagi petani dan UMKM Indonesia, melalui peningkatan akses ke pasar nasional dan internasional untuk produk lokal, dalam hal ini rempah-rempah legendaris dari Sulawesi yang dulu dikenal dengan sebutan Celebes.

"Melalui upaya bersama, dengan dukungan pemerintah dan sektor swasta, hubungan bisnis jangka panjang akan tercipta dan kehidupan orang-orang yang miskin dan kurang beruntung akan ditingkatkan. Kanada dengan senang hati memainkan peran kecilnya melalui proyek ini," kata Walton.

NSLIC/NSELRED merupakan proyek yang didanai Pemerintah Kanada melalui Global Affairs Canada (GAC) yang bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. NSLIC/NSELRED mendukung Indonesia dalam perbaikan iklim investasi dan pengembangan ekonomi lokal, termasuk perbaikan regulasi dan peraturan yang menghambat iklim investasi dan ekonomi.

NSLIC/NSELRED juga menggandeng Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, dan Sarinah, dalam mendampingi kelompok tani dari Pulau Siau, Minahasa Utara, Minahasa, Minahasa Selatan, Bone, Bulukumba, Sinjai, Enrekang, Luwu, dan Luwu Timur untuk menyiapkan informasi, data dan spesifikasi terkait rempah-rempah dan menerbitkan sebuah katalog yang menampilkan produk rempah-rempah untuk memudahkan proses temu bisnis dan penjualan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement