REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mentargetkan pabrik pemurnian feronikel atau smelter feronikel di Halmahera Timur bisa beroperasi pada Februari 2023. Saat ini, Antam bersama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang menyelesaikan pasokan listrik untuk pabrik pemurnian tersebut.
Direktur Utama Antam, Nicholas D Kanter menjelaskan saat ini konstruksi dari pabrik pemurnian tersebut sudah mencapai 98 persen. Awal tahun kemarin, Antam dan PLN sudah mensepakati Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) untuk pabrik feronikel tersebut.
"Targetnya memang Desember ini sudah bisa pre-comisioning. Jadi secara komersial Februari tahun depan pabrik sudah bisa beroperasi," ujar Niko kepada Republika, Ahad (29/5/2022).
Direktur Operasi dan Produksi Antam I Dewa Bagus Sugata Wirantaya menjelaskan nantinya pabrik feronikel ini pada tahap pertama akan mendapatkan pasokan listrik dari PLN sebesar 51 MW. Dengan masuknya pasokan listrik tersebut, perusahaan bisa memproduksi feronikel sebanyak 13,5 ton.
"Kami berharap di Februari semua nanti bisa beroperasi penuh dan kita sudah bisa produksi feronikel," tambah Dewa.
EVP Coorporate Communication PLN Diah Ayu menjelaskan PLN akan memasok kebutuhan listrik smelter Antam sebesar 80 MVA. Pada tahap pertama, PLN akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) sebesar 51 MW.
"Saat ini kami sedang melakukan konstruksi untuk infrastruktur kelistrikannya. Kami menargetkan infrastruktur dapat selesai dan energize sesuai target yaitu pada Desember 2022," ujar Diah kepada Republika, Ahad (29/5/2022).